c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

24 September 2025

13:08 WIB

PBB Sebut AI Akan Membantu Atasi Krisis Iklim Di Masa Depan

Meski saat ini AI terkenal "rakus" dalam mengkonsumsi energi untuk pengolahan dan penyimpan data, teknologi ini diyakini akan sangat membantu untuk mengatasi krisis iklim di masa depan.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>PBB Sebut AI Akan Membantu Atasi Krisis Iklim Di Masa Depan</p>
<p>PBB Sebut AI Akan Membantu Atasi Krisis Iklim Di Masa Depan</p>

Aktivis melakukan aksi kampanye penyadaran gaya hidup mengantisipasi perubahan iklim di Dukuh Atas, Jakarta, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

JAKARTA - Sekretaris Eksekutif konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim, Simon Stiel menyebutkan bahwa teknologi kecerdasaan buatan (AI) akan membantu dunia mengatasi krisis iklim di masa depan. Teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi sistem energi, serta mengembangkan skenario pengurangan karbon dari proses industri.

Karena potensinya itu, Simon menekankan pentingnya pemerintah setiap negara untuk mengatur pengembangan teknologi AI dengan baik. Pasalnya, saat ini AI masih sangat bergantung kepada listrik energi fosil, dengan jumlah konsumsi skala besar dan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kekhawatiran atas kebutuhan energi yang besar dan terus meningkat dari pusat data besar AI harus mendorong pemerintah untuk bertindak, kata Simon. AI bukanlah solusi siap pakai, dan mengandung risiko.

"Namun, AI j uga bisa menjadi pengubah permainan. Jadi, kita sekarang perlu menumpulkan sisi berbahayanya, mempertajam sisi katalitiknya, dan memanfaatkannya dengan cermat. Jika Anda menjalankan platform AI besar, gunakan energi terbarukan untuk mendukungnya, dan berinovasi untuk mendorong efisiensi energi." ungkap Simon dilansir dari The Guardian, Rabu (24/9)

Ia menambahkan, jika dilakukan dengan tepat, AI melepaskan kapasitas manusia, bukan menggantikannya. Yang terpenting adalah kekuatannya untuk mendorong hasil nyata. AI dedepannya akan mampu mengelola jaringan mikro, memetakan risiko iklim, dan memandu perencanaan ilim yang tangguh."

Simon Stiell memberikan penilaian optimis terhadap keadaan aksi iklim global, dengan mengatakan dunia semakin "selaras dengan perjanjian Paris", Dengan energi terbarukan yang berkembang pesat, dan pemerintah bersiap untuk menghasilkan komitmen baru dalam mengurangi karbon.

Simon berbicara pada hari Senin di sela-sela sidang umum PBB di New York, tempat para pemimpin dunia berkumpul di tengah ketegangan geopolitik, konflik, dan tekanan ekonomi yang tajam. Ia menekankan urgensi diplomasi iklim bagi semua negara di dunia.

Kemajuan yang lebih baru dalam AI generatif secara unik bertanggung jawab atas lonjakan penggunaan listrik baru-baru ini. Peneliti AI Jesse Dodge mengatakan bahwa dia memperkirakan satu pertanyaan yang diajukan ke ChatGPT OpenAI mungkin membutuhkan energi sebanyak yang diperlukan untuk menyalakan bola lampu selama 20 menit.

Baca juga: Mengenal Green New Deal Indonesia Untuk Ketahanan Iklim Dan Ekonomi Di Indonesia

Kueri yang dikirim ke model bahasa besar (LLM), yang dilatih pada triliunan parameter data dilaporkan membutuhkan 10 kali jumlah energi sebagai pencarian Google sederhana. Konsumsi energi meningkat lebih jauh dengan konten yang dihasilkan AI yang lebih kompleks. Penelitian telah menunjukkan satu gambar yang dibuat oleh model AI seperti DALL-E mungkin membutuhkan jumlah listrik yang sama yang dibutuhkan untuk mengisi penuh sebuah smartphone.

Meskipun perusahaan teknologi besar seperti Google dan Apple telah secara terbuka berkomitmen untuk tujuan kebijakan energi terbarukan yang ambisius, sebagian besar permintaan listrik AI saat ini dipenuhi oleh batu bara dan gas alam.

Google merilis laporan keberlanjutan tahun lalu yang mengungkapkan emisi gas rumah kaca mereka sebenarnya telah melonjak 48% sejak 2019. Microsoft, yang mendukung OpenAI, menerbitkan laporannya sendiri dan mengakui emisi gas rumah kaca mereka meningkat sebesar 29% sejak 2020.

Mereka tidak sendirian. Analis di Goldman Sachs mengatakan meningkatnya kebutuhan energi yang didorong oleh perlombaan AI yang lebih luas mengarah pada permintaan listrik yang belum pernah terlihat dalam sejarah manusia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar