c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

29 Agustus 2025

11:08 WIB

Pawrents, Kenali Tanda-Tanda Kucing Cacingan

Ada banyak jenis cacing yang bisa menyerang kucing kesayangan kamu. Nah, setiap jenis cacing menimbulkan gejala yang berbeda-beda. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p><em>Pawrents</em>, Kenali Tanda-Tanda Kucing Cacingan</p>
<p><em>Pawrents</em>, Kenali Tanda-Tanda Kucing Cacingan</p>

Pekerja merawat kucing yang dititipkan di Arnamir Cat Hotel, Jakarta, Senin (24/3/2025). AntaraFoto/ Fathul Habib Sholeh

JAKARTA - Bagi para pecinta kucing atau yang akrab disapa pawrent, menemukan cacing di kotoran anak bulu (anabul) tentu bisa membuat panik. Meski terdengar menakutkan, cacing sebenarnya merupakan parasit dalam tubuh kucing yang cukup umum. 

Bahkan, di beberapa negara, hampir setengah populasi kucing pernah mengalami infeksi cacing. Walau umumnya bukan kondisi darurat, infeksi cacing bisa menjadi serius jika jumlahnya banyak. Karena itu, penting bagi pawrent untuk mengenali ciri-ciri, jenis, serta penanganannya agar kesehatan si anabul tetap terjaga.

Jenis Cacing Pada Kucing
Melansir laman PetMD, cacing yang menyerang kucing umumnya bersarang di saluran pencernaan. Jenis yang paling sering ditemukan adalah cacing gelang (roundworm). 

Parasit ini cukup umum, terutama pada anak kucing, dengan bentuk memanjang berwarna krem menyerupai potongan spageti dan dapat tumbuh hingga 7–15 sentimeter. Selain itu, ada pula cacing tambang (hookworm) yang berukuran sangat kecil, hanya sekitar 3 milimeter. 

Meski sulit terlihat karena tampak seperti benang tipis berwarna putih, cacing ini berbahaya lantaran menempel pada dinding usus dan menghisap darah kucing. Jenis lain yang bisa menyerang adalah cacing cambuk (whipworm) dengan panjang sekitar 5–7 sentimeter dan ujung tubuh yang tipis menyerupai cambuk. 

Cacing ini jarang terlihat pada kotoran kucing, biasanya hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Sementara itu, cacing pita (tapeworm) muncul ketika kucing menelan kutu atau hewan pengerat yang sudah terinfeksi. 

Cacing ini kerap terlihat seperti butiran nasi kecil yang menempel di sekitar anus atau ikut keluar bersama kotoran. Selain keempat jenis tersebut, ada pula cacing lain yang bisa menginfeksi kucing seperti cacing jantung, cacing paru, cacing kandung kemih, hingga cacing hati. Namun, kasusnya lebih jarang ditemukan dibandingkan jenis cacing saluran pencernaan.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar anak kucing sudah terpapar cacing sejak menyusu dari induknya. Selain itu, kucing juga bisa tertular melalui beberapa cara lain seperti menjilat bulu setelah bersentuhan dengan lingkungan yang terkontaminasi telur cacing atau memakan hewan kecil seperti tikus atau burung yang sudah terinfeksi. 

Kucing juga bisa menelan kutu saat menjilati tubuhnya, bahkan larva cacing tambang dapat menembus kulit, terutama di sela-sela jari kaki. 

Tanda Kucing Terinfeksi
Setiap jenis cacing pada kucing bisa menimbulkan gejala yang berbeda, namun ada beberapa tanda umum perlu diperhatikan oleh pawrent. Kucing yang terinfeksi cacing mengalami beberapa indikasi seperti diare atau kotoran lembek.

Gejala lainnya, muntah yang disertai munculnya cacing, perut buncit terutama pada anak kucing, berat badan menurun meski nafsu makan tetap normal, bulu kusam dan tampak tidak sehat. Perhatikan juga apakah gusi pucat yang biasanya terjadi pada infeksi cacing tambang, serta batuk atau kesulitan bernapas jika cacing menyebar ke paru-paru.

Jika gejala-gejala ini muncul, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter hewan agar kondisi tidak memburuk. Dokter akan meminta sampel feses untuk diperiksa di laboratorium. 

Tes ini membantu dokter mengidentifikasi jenis telur cacing dan menentukan pengobatan yang tepat. Meskipun cacing terlihat jelas di kotoran, pemeriksaan tetap penting karena kucing bisa saja terinfeksi lebih dari satu jenis cacing sekaligus.

Kabar baiknya, sebagian besar infeksi cacing dapat diatasi dengan obat yang diresepkan dokter, baik dalam bentuk oral, obat tetes, maupun suntikan. Beberapa jenis cacing bisa hilang hanya dengan satu kali dosis, sementara jenis lain mungkin memerlukan beberapa kali pengobatan sesuai jadwal. 

Namun, pada kucing dengan gejala berat seperti muntah terus-menerus, anemia, atau dehidrasi, dokter akan memberikan perawatan tambahan, termasuk cairan infus, probiotik pencernaan, hingga transfusi darah. Dalam kasus ekstrem, operasi darurat bisa diperlukan jika terjadi sumbatan usus akibat cacing dalam jumlah besar. 

Penting bagi pawrent untuk mengikuti aturan pemberian obat sesuai petunjuk dokter agar hasilnya optimal. Sebagian besar kucing bisa pulih sepenuhnya dalam beberapa minggu setelah pengobatan. 

Dengan perawatan yang tepat, pemberian obat cacing rutin, serta menjaga kebersihan lingkungan, risiko infeksi ulang juga dapat ditekan sehingga kucing tetap sehat, aktif, dan ceria.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar