13 Juli 2021
19:40 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Yanurisa Ananta
JAKARTA – Kekalahan timnas sepak bola Inggris atas Italia di Final Euro 2020 memantik perundungan rasial terhadap tiga penyerang sayap timnas Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan pemain 19 tahun, Bukayo Saka.
Ironisnya, mereka mendapat perundungan rasial dari pendukungnya sendiri.
Ketiganya mendapat perundungan rasial di dunia maya karena gagal mengeksekusi penalti di laga final. Secara kebetulan, ketiganya merupakan pemain keturunan, yang memiliki warna kulit gelap.
Namun, pemain keturunan di tim Inggris tidak hanya mereka. Masih ada Tyron Mings, Kalvin Philips, hingga andalan mereka di lini depan, Raheem Sterling.
Formasi Timnas Inggris saat ini jelas jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya, saat masih sangat sedikit menerima pemain keturunan untuk ambil bagian di bawah panji Three Lions.
Sampai akhirnya di tahun 1978, ada empat nama pemain berkulit hitam yang dipanggil pelatih Ron Greenwood untuk mengisi skuat Timnas Inggris yang diasuhnya. Mereka adalah Viv Anderson, Laurie Cunningham, Emma Clarke dan Kerry Davis.
Viv Anderson mendapat kesempatan bermain untuk pertama kali, dalam laga persahabatan melawan Czechoslovakia di Stadion Wembley.
Karena itu, nama Viv Anderson dikenang sebagai sosok pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk Timnas Inggris.
Paul Reaney
Viv Anderson memang pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk Timnas Inggris di level senior. Namun, berbicara mengenai pemain berkulit gelap atau yang bukan berkulit putih, sudah ada sosok Paul Reaney yang lebih dulu mengisi satu tempat di skuad Negeri Ratu Elizabeth itu.
Tak seperti Viv Anderson yang berkulit hitam, warna kulit Paul Reaney memang masih lebih terang, meski juga tak bisa dikatakan sebagai pemain berkulit putih. Sebab, tak seperti kebanyakan pemain Timnas Inggris di era 60 dan 70-an lainnya, Paul Reaney berdarah campuran. Sang Ayah merupakan imigran dan Ibu berkulit putih asal Inggris.
Reaney memulai debutnya di Timnas Inggris pada tahun 1968. Kala itu dirinya masuk sebagai pemain pengganti dalam pertandingan melawan Bulgaria.
Dalam catatan sejarah nama Reaney mungkin memang tak begitu terdengar sebagai pemain berkulit gelap pertama yang bisa memperkuat Timnas Inggris.
Sebab, ketika menjalani kariernya sebagai pemain di level klub, banyak pihak terrmasuk suporter yang masih menganggap Reaney sebagai pemain berkulit putih, alih-alih pemain kulit hitam.
Karena asumsi tersebut pula, Reaney tak banyak mendapatkan hujatan rasial ketika bermain, selayaknya yang dialami Viv Anderson ketika memperkuat klub maupun Timnas Inggris.
Padahal jika melihat kondisi saat ini, warna kulit Reaney tak jauh berbeda dengan warna kulit Jadon Sancho, yang mendapatkan perundungan rasial pasca Euro 2020.
Sayangnya, karier Reaney di Timnas Inggris tak sebagus apa yang didapatnya di level klub Bersama Leeds United. Meski secara teratur selalu dipanggil masuk skuad Inggris, pasca debutnya itu, Reaney jarang mendapatkan kesempatan bermain. Hal itu karena dirinya hanya menjadi pilihan kedua di pos bek kanan.
Secara total, pria kelahiran 22 Oktober 1944 itu hanya merasakan tiga kali kesempatan bermain untuk Timnas Inggris. Namanya pun terpaksa terdepak dari skuat The Three Lions yang tampil di Piala Dunia 1970 karena tepat sebelum turnamen tersebut, Reaney mengalami patah kaki.
Selain Viv Anderson dan Paul Reaney, sebenarnya juga masih ada dua nama yang layak untuk dikenang. Mereka adalah bek kanan West Ham United, John Charles yang pada tahun 1962 menjadi pemain berkulit hitam pertama yang bisa bermain untuk Timnas Inggris pada level junior atau U-18.
Ada pula nama Benjamin Odeje, pemain muda berkulit hitam pertama yang bisa mewakili Inggris. Ia bermain untuk tim England Schoolboys melawan Irlandia Utara di depan 70.000 penggemar yang memadati Stadion Wembley pada tahun 1971.