18 Maret 2024
14:19 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Ramadan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan tersebut, masyarakat umumnya akan melakukan ibadah puasa selama kurang lebih 14 jam lamanya.
Namun, bagaimana dengan penyintas kanker? Apakah mereka boleh menjalankan ibadah puasa?
Diungkapkan oleh Konsultan Onkologi Eka Hospital Bekasi, dr. Budi Harapan Siregar, sebenarnya pasien kanker boleh-boleh saja menjalankan ibadah puasa asalkan telah disetujui oleh dokter yang merawatnya. Ia beralasan, setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda-beda.
"Misalnya, banyak pasien kanker yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi ini bisa berujung pada penurunan berat badan sehingga pasien akan merasakan kelelahan ekstrem. Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin direkomendasikan puasa Ramadan karena akan membuat proses penyembuhan menjadi lambat," jelas dr. Budi dalam keterangannya.
Maka dari itu, ia menganjurkan agar pasien kanker senantiasa melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter spesialis onkologi dan ahli gizi sebelum memutuskan berpuasa.
Berdiskusi dengan ahli gizi juga diperlukan supaya kebutuhan nutrisi penyintas dapat terpenuhi karena saat berpuasa waktu makan menjadi dibatasi.
Selama berpuasa, pasien kanker juga harus tetap menjalani pengobatan seperti biasa, semisal dengan kemoterapi. Kemoterapi saat puasa sendiri tergolong aman, ini dibuktikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan dalam Sage Journal.
Penelitian tersebut mengatakan bahwa puasa Ramadan dapat membuat pasien kanker memiliki toleransi yang lebih baik dan mampu menurunkan efek samping dari kemoterapi yang kerap dirasakan oleh mereka yang sedang tidak berpuasa.
Penelitian itu juga menemukan bahwa pasien kanker mengalami efek samping yang lebih sedikit selama bulan puasa. Tetapi kondisi tersebut tidak bisa disamaratakan sebab kondisi setiap pasien kanker berbeda-beda.
"Pastikan minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter. Baik untuk teknis minum obat rutin hormonal atau obat penunjang lain. Sesuaikan dan konsultasikan dengan dokter. Minum obat bisa dilakukan saat sahur ataupun saat berbuka puasa," timpal dr. Budi.
Berpuasa sendiri diketahui merupakan salah satu cara untuk menurunkan risiko kanker. Alasannya karena saat berpuasa, tubuh bisa mengalami penurunan berat badan dan insulin growth factor (IGF-1) yang menjadi penanda tingginya risiko kanker.
Bukan itu saja, tubuh saat berpuasa pun mengalami penurunan kadar gula dalam darah, memicu sel punca untuk meregenerasi sistem imun, menyeimbangkan asupan nutrisi, sampai meningkatkan sel tubuh yang dapat membasmi tumor. Dengan demikian, risiko terjadinya kanker pun menurun.