13 September 2025
11:57 WIB
Para Pemeran Bercerita Tentang Ratu Ratu Queens: The Series
Ratu Ratu Queens: The Series cerita tentang Party (Nirina Zubir), Ance (Tika Panggabean), Biyah (Astri Welas) dan Chinta (Happy Salma) sebagai empat imigran Indonesia yang berjuang di Amerika.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Para pemeran serial Ratu Ratu Queens, dari kiri ke kanan: Tika Panggabean, Nirina Zubir, Happy Salma dan Asri Welas. Dok: Netflix.
JAKARTA - Serial Ratu Ratu Queens, prekuel dari film Ali & Ratu Ratu Queens (2021), resmi meluncur di Netflix Jumat (12/9) kemarin. Serial ini membentangkan lagi kisah empat sekawan imigran Indonesia yang berjuang di tengah riuh kehidupan di kawasan Queens, New York, Amerika Serikat.
Ratu Ratu Queens: The Series menceritakan hari-hari Party (Nirina Zubir), Ance (Tika Pangabean), Biyah (Astri Welas) dan Chinta (Happy Salma) sekitar delapan tahun sebelum film tahun 2021 yang mempertemukan kelompok tersebut dengan Ali (Iqbaal Ramadan). Tak ada Ali, fokus cerita kini hanya pada empat sekawan tersebut.
Serial ini diproduksi Netflix bersama Palari Films dengan Muhammad Zaidy sebagai showrunner, sutradara Lucky Kuswandi, dan penulis naskah Andri Cung. Serial ini hasil dari eksplorasi para kreator merekam kisah para imigran Indonesia di Amerika yang dianggap unik dan penting untuk diceritakan.
Terlebih, ini kisah tentang para perempuan berusia 30-40 tahun, segmen usia yang tak begitu sering dijadikan sebagai fokus utama penceritaan di film-film komersial.
Selaku salah satu pemeran dari empat karakter utama, Nirina Zubir menyampaikan apresiasinya pada cerita yang dituangkan dalam serial ini. Menurutnya, serial ini menyoroti perempuan imigran Indonesia dengan segala problematika, yang seringkali tak diperlihatkan dalam kehidupan nyata.
"Kami sangat senang bahwa Palari dan Netflix mau membuat cerita mengenai perempuan yang bukan di umur belia. Saat mendapat kesempatan ini kami cukup terkejut dan merasa it’s such a blessing," ungkap Nirina dikutip dari siaran resmi, Sabtu (13/9).
Nirina sendiri punya pengalaman cukup kuat dengan komunitas diaspora atau imigran Indonesia di luar negeri. Saat kecil, ia tumbuh di Hong Kong, hidup di antara diaspora Indonesia dengan cerita perjuangan mereka yang beragam.
"Saya menjadi diaspora dari kecil, dan karakter yang saya perankan ini adalah orang-orang yang saya lihat saat saya kecil. Di Hongkong kebetulan orang tua saya banyak berurusan dengan TKI dan segala cerita hidupnya, maka bagi saya ini sesuatu yang memiliki hubungan khusus," ujar Nirina.
Sementara itu Tika Panggabean berbagi mengenai pengalamannya berperan sebagai Ance, ibu tunggal dari seorang anak yang mulai beranjak remaja.
"Dia seorang ibu tunggal yang tegas, kaku, dan ingin punya kontrol terhadap semuanya. Bukan berarti dia jahat, justru dalam hatinya ada kebaikan dan cinta kasih yang sulit dia ekspresikan akibat kondisi-kondisi tertentu," ujarnya.
Happy Salma, aktris yang juga berpengalaman sebagai produser, menyampaikan pujian bagi cerita Ratu Ratu Queens: The Series. Showrunner Muhammad Zaidy dan penulis Andry Chung menyebut kalau kisah empat sekawan ini dikembangkan dari sosok-sosok nyata imigran Indonesia yang mereka temui langsung di Amerika sana.
Happy Salma yang selalu tertarik pada cerita dan perspektif perempuan, menilai cerita Party, Biyah, Ance dan Chinta sangat inspiratif. Khususnya untuk menggambarkan perjuangan dan pengorbanan perempuan.
"Sudut pandang perempuan sangat menarik karena menceritakan bagaimana mereka menghadapi kehidupan dan berjuang dengan air mata sekaligus ketangguhan," kata Happy.
"Serial ini merupakan alternatif tontonan yang luar biasa dan saya sebagai aktor merasa beruntung mendapatkan cerita yang variatif seperti ini, memberikan penalaran baru untuk mengenal bahasa dan ekspresi yang berbeda," imbuhnya.
Baca juga: Serial Ratu Ratu Queens Tayang Di Netflix 12 September
Sementara Asri Welas yang memerankan Biyah, menyebut Ratu Ratu Queens menyajikan realitas yang tak banyak orang ketahui. Bahwa hidup di Amerika bukan berarti hidup dengan senang dan dengan kesejahteraan yang terjamin. Semua orang tetap harus berjuang, sebagaimana hidup di belahan mana pun di dunia ini.
"New York itu mungkin impian banyak orang sebagai tempat kerja. Bisa jadi dilihat sebagai tempat tinggal yang enak, tapi ternyata tidak semudah itu. Semuanya butuh keras keras dan pengorbanan," kata Asri Welas.
"Saya sempat berinteraksi dengan sejumlah perempuan Indonesia yang tinggal di sana dan diceritakan usaha bertahan hidupnya seperti apa. Di serial ini tergambar seperti apa perempuan-perempuan tersebut berjuang," tambahnya lagi.
Cerita ini, tambah produser Muhammad Zaidy, adalah cerita mengenai kegigihan, persahabatan, serta perjuangan bertahan hidup di negeri orang. Kisah itu dibalut dalam drama, komedi yang ringan, namun juga menggugah emosi lewat karakter dan dinamika yang kompleks.
"Semoga orang-orang bisa merasa relevan dengan kisah ini, juga tersentuh dan terhibur," tutup produser.