c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

20 Februari 2025

18:22 WIB

Panasonic-Gobel Bangun Inklusivitas Kesenian Lewat Art With Heart 

 

Art With Heart digelar 19-23 Februari 2025 di Gandaria City, Jakarta dan terbuka bagi umum. Ajang ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi seniman difabel untuk berkembang

 

<p>Panasonic-Gobel Bangun Inklusivitas Kesenian Lewat&nbsp;<em id="isPasted">Art With Heart</em>&nbsp;</p>
<p>Panasonic-Gobel Bangun Inklusivitas Kesenian Lewat&nbsp;<em id="isPasted">Art With Heart</em>&nbsp;</p>

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menerima cenderamata dari Direktur Panasonic-Gobel Mohammad Arif Gobel di Jakarta, Rabu (19/2/2025). ANTARA/ Panasonic Indonesia

JAKARTA - PT Panasonic Gobel Indonesia menyelenggarakan Panasonic-GOBEL Art Charity bertajuk "Art with Heart" sebagai bentuk upaya untuk membangun inklusivitas dalam sektor kesenian.

"Panasonic-GOBEL selalu menjunjung tinggi kesetaraan dan kesempatan yang sama, yang kali ini dalam bentuk inklusivitas dalam berkesenian, terutama bagi seniman difabel untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian di masa depan," kata Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia Arif Gobel dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (20/2). 

Arif mengatakan, program tersebut diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi seniman difabel untuk berkembang secara profesional. Acara diselenggarakan pada tanggal 19-23 Februari 2025 di Gandaria City, Jakarta dan terbuka bagi umum.

Ia menjelaskan, Panasonic-GOBEL Art Charity “ART with HEART” adalah salah satu program unik Grup Panasonic-GOBEL untuk bangsa Indonesia yang mendukung inklusifitas sekaligus seni rupa Indonesia.

Tema Arunika
Tahun ini, Panasonic-GOBEL menyelenggarakan kolaborasi antara 12 seniman difabel dengan 12 seniman seni rupa ternama dari Yogyakarta, Jakarta dan Bandung. Kolaborasi ini bertujuan untuk menuangkan karya dan kreatifitas mereka dengan tema ARUNIKA pada sepasang produk elektronika dan kanvas atau media lain, yang sekaligus merupakan tantangan baru berkolaborasi secara serasi menjadikan produk elektronika menjadi karya seni “Art Electronic”.

Sebanyak 12 pasangan karya tersebut akan dilelang, dan hasil penjualannya akan didedikasikan kepada seniman dan yayasan yang terlibat dalam kegiatan ini. Kegiatan itu dinilainya bakal semakin meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap seni dan budaya, khususnya seni rupa.

Salah satu seniman difabel sekaligus Ketua Yayasan Jogja Disability Arts (JDA) Sukri Budi Dharma menyayangkan minimnya pemberian ruang untuk disabilitas dalam dunia seni. Dengan adanya kolaborasi bersama, diharapkan ruang seni bagi para seniman dapat lebih terbuka terutama dalam memahami perspektif satu sama lain dan membuktikan bahwa seni adalah milik semua orang.

Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha mengatakan, kebudayaan bukan hanya tentang seni, tetapi juga keberdayaan pada sesama termasuk pada pelukis difabel. Ia turut mengapresiasi keterlibatan swasta dalam pelaksanaan pameran seni lukis tersebut.

 "Kebudayaan tidak mungkin akan berkembang tanpa adanya keterlibatan swasta, " kata Giring.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar