09 Juli 2025
13:28 WIB
Padang Revitalisasi Kota Tua Jadi Tujuan Gastronomi Dunia
Kota Padang tengah menyiapkan diri untuk masuk dalam jejaring kota kreatif dunia melalui UNESCO Creative Cities Network (UCCN), dengan merevitalisasi kawasan Kota Tua.
Editor: Satrio Wicaksono
Sebuah bangunan tua di Kota Tua Padang, Sumatera Barat (Antara/Laila Syafarud)
JAKARTA - Dalam upaya menjadikan Kota Padang sebagai kota kreatif gastronomi yang diakui UNESCO Creative Cities Network (UCCN), pemerintah daerah setempat tengah fokus merevitalisasi kawasan Kota Tua.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani mengatakan, kawasan kota tua memiliki ragam potensi yang bisa dikembangkan untuk menjadi daya tarik wisatawan. Baik dari sisi sejarah dan arsitektur hingga potensi budaya kuliner serta keberagaman etnis yang hidup berdampingan.
"Salah satu fokus utama yang sedang dikembangkan ialah revitalisasi kawasan kota tua Padang demi menuju kota kreatif gastronomi," katanya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (9/7).
Sebagai langkah awal, Padang akan menjadi tuan rumah rapat koordinasi nasional (Rakornas) Indonesia Creative Cities Network (ICCN). Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 250 kota anggota ICCN yang mengirimkan delegasinya ke kota itu.
Kesempatan Kota Padang menjadi tuan rumah Rakornas ICCN diharapkan menjadi momentum yang tepat untuk mendapat masukan dari delegasi untuk mewujudkan kota kreatif gastronomi.
"Kita ingin Kota Padang benar-benar bisa berkembang menjadi kota kreatif gastronomi," ujar dia.
Saat ini Kota Padang juga sedang menyiapkan diri untuk masuk dalam jejaring kota kreatif dunia melalui UCCN. Dengan pendampingan ICCN, pihaknya optimistis langkah itu semakin mendekatkan Kota Padang menuju kota kreatif gastronomi.
Sementara itu, Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Wiendu Nuryanti menilai Kota Tua Padang memiliki kekuatan luar biasa untuk dikembangkan. Kombinasi kekayaan alam, budaya dan keberagaman etnis menjadi potensi besar.
Untuk mencapai cita-cita Padang sebagai kota kreatif gastronomi, maka penting untuk memahami perencanaan menyeluruh termasuk hal-hal kecil seperti penataan ulang kawasan, terutama ruang publik.
"Ke depannya konsep pengembangan harus menciptakan ruang yang nyaman untuk bermain, berinteraksi dan menikmati kuliner," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia menegaskan pengembangan kawasan kota tua harus dimulai dari kebutuhan warga lokal. Sebab, jika masyarakat merasa nyaman dan aman, maka wisatawan akan datang dengan sendirinya.
"Terakhir, multietnis dan karakter khas kota tua ini harus dikelola dengan tepat," kata dia.