c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

11 Juni 2025

15:57 WIB

Osteoartritis Kondisi Nyeri Lutut Kronis Pada Lansia

Osteoartritis merupakan penyebab nyeri lutut kronis yang paling sering terjadi pada lansia dan terjadi akibat kerusakan kartilago dan penipisan tulang rawan.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p id="isPasted">Osteoartritis Kondisi Nyeri Lutut Kronis Pada Lansia</p>
<p id="isPasted">Osteoartritis Kondisi Nyeri Lutut Kronis Pada Lansia</p>

Ilustrasi. Wanita paruh baya memegang lutut yang sedang nyeri. Shutterstock/siro46

JAKARTA- Seiring bertambahnya usia, banyak lansia yang mulai mengeluhkan rasa nyeri pada lutut pada saat berdiri, berjalan, atau sekadar istirahat. Rasa nyeri itu terasa seperti menusuk, kaku, bahkan bisa bengkak. Tentunya kondisi ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kualitas hidup, dan membatasi kemandirian lansia.

Konsultan lutut dan pinggul Eka Hospital BSD, dr. Ricky Edwin Hutapea mengatakan, sendi lutut merupakan persendian terbesar dan paling kompleks dalam tubuh yang bertugas menopang berat badan dan memungkinkan berbagai gerakan, seperti berjalan, berlari, dan menekuk kaki. Seiring pertambahan usia, tubuh pun mengalami berbagai perubahan degeneratif termasuk pada sendi lutut.

Perubahan degeneratif ini menyebabkan salah satu kondisi yang dikenal dengan nama osteoartritis. Osteoartritis merupakan penyebab nyeri lutut kronis yang paling sering terjadi pada lansia dan terjadi akibat kerusakan kartilago dan penipisan tulang rawan.

"Tulang rawan adalah jaringan halus dan licin yang melapisi ujung tulang di dalam sendi, dan berfungsi sebagai bantalan dan mengurangi gesekan saat bergerak. Seiring waktu, tulang rawan dapat menipis dan kehilangan elastisitasnya dan disebut osteoartritis atau pengapuran sendiri. Akibatnya, timbul rasa sakit, kaku, dan pembengkakan pada lutut," jelas dr. Ricky dalam keterangannya.

Ditambah lagi dengan terjadinya penurunan produksi cairan sinovial atau pelumas alami sendi yang membantu pergerakan halus dan memberikan nutrisi pada kartilago, gesekan antar tulang pun semakin besar terjadi pada lansia sehingga menimbulkan rasa nyeri di lutut. 

Apabila nyeri pada lutut semakin parah dan tidak membaik setelah beristirahat, membengkak dan terasa hangat pada lutut, lutut terasa tidak stabil, sampai kesulitan berjalan, dr. Ricky menyarankan agar lansia segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi nyeri lutut yang dialami.

"Penanganan nyeri lutut pada lansia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Semisal, dengan pemberian obat-obatan pereda nyeri, obat antiinflamasi nonsteroid, obat-obatan untuk mengatasi artritis spesifik, sampai injeksi kortikosteroid ke dalam sendi lutut untuk mengurangi peradangan dan nyeri," imbuh dr. Ricky.

Terapi fisik seperti latihan peregangan dan penguatan otot di sekitar lutut, dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan stabilitas sendi, mengurangi nyeri, dan meningkatkan rentang gerak. Penggunaan alat bantu seperti tongkat atau penyangga lutut bisa menjadi opsi lainnya guna membantu mengurangi tekanan pada lutut dan meredakan nyeri ketika berjalan.

Semisal nyeri lutut sudah sangat parah dan tidak membaik dengan penanganan konservatif, operasi mungkin menjadi pilihan selanjutnya. Mulai dari arthroscopy atau prosedur invasif minimal untuk memperbaiki kerusakan pada meniskus atau ligamen, osteotomy yaitu prosedur meluruskan tulang di sekitar lutut yang mengalami kerusakan akibat artritis, sampai penggantian sendi lutut total yang diganti dengan sendi buatan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar