c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

KULTURA

18 September 2021

17:07 WIB

Osprey Gelontorkan 75 Juta Pound Bangun Charging Station

setiap stasiun pengisian akan menggunakan teknologi dari Kempower, perusahaan khusus pengisian daya mobil listrik, untuk pertama kalinya di Inggris

Penulis: Kevin Sihotang

Editor: Faisal Rachman

Osprey Gelontorkan 75 Juta Pound Bangun <i>Charging Station</i>
Osprey Gelontorkan 75 Juta Pound Bangun <i>Charging Station</i>
Ilustrasi Stasiun Pengisian Listrik Mobil. dok.Shutterstock

JAKARTA – Tren kendaraan listrik membuat banyak perusahaan kini berlomba-lomba berinvestasi di sektor kendaraan listrik. Osprey Charging, perusahaan asal Inggris yang berspesialisasi di peranti pengisian daya mobil listrik misalnya, menginvestasikan dana sebesar 75 juta poundsterling atau nyaris Rp 1,5 triliun (kurs Rp 19.631) untuk pengadaan 150 stasiun pengisian daya listrik baru di seluruh Inggris.

Total pengisi daya atau charger yang tersebar di 150 stasiun tersebut mencapai 1.500 charger. Stasiun-stasiun itu akan mengisi daya listrik sebesar 150-175 kW dan akan ditempatkan di sepanjang jalan-jalan besar, termasuk jalan bebas hambatan atau jalan tol. Infratruktur besar itu akan selesai dibangun selama empat tahun ke depan.

Osprey Charging juga memastikan, setiap stasiun pengisian akan menggunakan teknologi dari Kempower, perusahaan khusus pengisian daya mobil listrik, untuk pertama kalinya di Inggris. Kempower sendiri adalah pemasok pengisi daya mobil listrik besar yang beroperasi di beberapa negara seperti Norwegia, Finlandia, dan negara-negara Skandinavia lainnya.

Dengan dilibatkannya teknologi Kempower ini, ukuran pengisi daya jadi 74% lebih kecil dari biasanya, sehingga mempermudah akses bagi para pengguna mobil listrik. Kecepatan mengisi baterai juga diklaim lebih cepat atau menggunakan teknologi fast charger. CEO Osprey Charging, Ian Johnston, mengatakan investasi tersebut dilakukan karena didorong pertumbuhan pesat penjualan mobil listrik di Eropa.

“Pasar mobil listrik sedang booming, dengan penjualan naik lebih dari 117% year on year, dan pengadopsian mobil listrik terus tumbuh secara eksponensial. Dalam waktu kurang dari sembilan tahun, membeli mobil bensin atau diesel baru tidak mungkin dilakukan. Jadi, (pengadaan stasiun) pengisian daya untuk publik harus tetap diutamakan,” kata Johnston dikutip dari Autocar, Sabtu (18/9).

Mengurangi Cemas
Osprey Charging berharap, stasiun-stasiun pengisian daya yang mereka bangun dapat mengurangi rasa cemas dari para pengguna mobil listrik yang takut kehabisan daya di tengah jalan.

Dilkutip dari laporan Autocar, sebagian besar atau 80% pengguna mobil listrik mengisi daya mobilnya di rumah. Oleh karena itu, sebelum berpergian, mereka harus sudah memperhitungkan kapasitas baterai yang diisi dengan jarak yang akan ditempuh, mengingat stasiun pengisian daya listrik publik jumlahnya belum cukup memadai.

Pemilik mobil listrik mau tidak mau harus mempunyai fasilitas pengisian daya di rumah, baik itu di disambungkan ke dinding garasi (wall outlet) dan menyatu dengan aliran listrik di rumah, atau memiliki panel surya sendiri yang dipasang di terpisah. Untuk memasang fasilitas pengisian daya di rumah juga memakan biaya yang tidak murah, yakni sekitar US$300 hingga US$1.200 tergantung kualitas dan merek peranti pengisi dayanya.

Pertumbuhan Mobil Listrik

Mobil listrik memang tengah naik daun di pasaran. Dikutip dari situs Canalys, selama semester pertama 2021, sebanyak 2,6 juta unit mobil listrik terjual di pasar global meliputi China, India, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat. Angka ini naik 160% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Mobil listrik yang dimaksud adalah mobil yang memang sepenuhnya bertenaga listrik dan juga mobil hybrid atau setengah listrik setengah bensin.

Pasar mobil listrik sendiri mengalami peningkatan penjualan lebih besar 26% ketimbang penjualan di pasar mobil secara keseluruhan atau global. Angka itu diperkirakan akan terus bertambah seiring pulihnya perekonomian di sejumlah negara setelah kebijakan lockdown diperlonggar.

Tingkat permintaan kendraan listrik juga kian meningkat khususnya di pasar China dan Eropa. Di semester pertama tahun ini, di China sudah sebanyak 1,1 juta unit mobil listrik terjual, dan ini menyumbang porsi sebesar 12% dari total penjualan mobil di negeri tirai bambu.

Di Eropa, dalam periode yang sama, mobil listrik sudah terjual sebanyak 1 juta unit atau 15% dari keseluruhan penjualan mobil di benua biru. Penjualan mobil listrik di pasar China dan pasar Eropa kemudian merepresentasikan 87% dari penjualan mobil listrik di seluruh dunia.

Sementara itu, di AS, tingkat penjualan mobil listrik masih belum sebanyak di China dan Eropa. Di negeri Abang Sam tersebut, mobil listrik hanya terjual sebanyak 250.000 unit, atau sekitar 3% dari total semua mobil yang terjual.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER