c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

25 Juni 2025

13:54 WIB

Orang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Nyamuk

Tenyata tidak sembarangan, nyamuk punya kriteria tertentu dalam memilih 'korban' untuk digigit. Nyamuk cenderung memilih orang mudah berkeringat karena ada zat-zat yang dikeluarkan bersama keringat. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Orang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Nyamuk</p>
<p>Orang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Nyamuk</p>

Seekor nyamuk hinggap di tubuh manusia. Shutterstock/nechaevkon

JAKARTA - Mungkin Anda pernah mengalami, dalam satu ruangan atau tempat, hanya ada beberapa orang atau Anda saja yang diserang nyamuk habis-habis. Sementara ada orang lain di tempat tersebut, namun sama sekali tidak digigit nyamuk. 

Ternyata, ada alasan ilmiah di balik hal tersebut. Menurut pakar entomologi dari IPB University, Dr Supriyono, nyamuk memiliki preferensi tertentu dalam memilih 'korban'. Ia mengatakan, orang yang mudah berkeringat lebih rentan menjadi sasaran gigitan nyamuk.

"Nyamuk tertarik pada zat-zat yang dikeluarkan melalui keringat seperti amonia dan asam laktat. Selain itu, karbon dioksida (CO₂) dari pernapasan dan suhu tubuh yang hangat juga menjadi faktor penarik," ujarnya seperti dilansir laman ipb.ac.id

Keringat, merupakan hasil dari proses termoregulasi tubuh. Zat-zat sisa metabolisme dalam keringat berfungsi sebagai atraktan atau penarik bagi nyamuk. Oleh karena itu, ia menyarankan agar orang yang mudah berkeringat menjaga kebersihan tubuh dan menggunakan produk penolak nyamuk yang sesuai.

Menanggapi mitos bahwa mengonsumsi sayuran pahit seperti pare dan daun pepaya dapat membuat darah terasa pahit sehingga menghindarkan gigitan nyamuk, Dr Supriyono menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar. Hal yang sama berlaku untuk kepercayaan bahwa makanan manis membuat darah lebih disukai nyamuk.

"Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan nyamuk memilih manusia berdasarkan rasa darah. Yang menarik nyamuk adalah bau badan, keringat, CO₂, suhu tubuh, dan warna pakaian, terutama yang gelap," jelasnya.

Ia menekankan pentingnya memahami faktor-faktor ilmiah penyebab gigitan nyamuk agar masyarakat tidak terjebak dalam mitos yang menyesatkan. Dengan memahami hal tersebut, kita bisa kita dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman gigitan nyamuk sekaligus terhindar dari penularan penyakit yang disertainya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar