26 Agustus 2025
14:36 WIB
Obesitas Percepat Munculnya Tanda Penuaan
Bukan sekadar menimbulkan masalah pada penampilan, obesitas juga mempercepat munculnya tanda-tanda penuaan.
Editor: Satrio Wicaksono
Wanita bersedih mengukur lingkar perutnya. Shutterstock/Avirut S
JAKARTA - Obesitas atau kegemukan berlebih bukan sekadar masalah penampilan, tapi kondisi ini juga turut mempercepat penuaan. Karenanya perlu penanganan menyeluruh.
"Ini adalah kondisi medis kompleks yang mempengaruhi kesehatan metabolik dan dapat mempercepat tanda penuaan pada tubuh dan kulit," kata Clinical, Medical, and Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanny Meisha Tarliman.
Dirinya menjelaskan, obesitas berkontribusi pada munculnya peradangan kronis (inflammaging) yang mempercepat kerusakan molekuler dan mengurangi kemampuan regenerasi sel. Kondisi tersebut menyebabkan organ kehilangan fungsi optimal serta memicu masalah kulit seperti keriput, hiperpigmentasi, dan kusam.
Lebih jauh, obesitas juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, gangguan metabolik, hingga kardiovaskular. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penanganan secara menyeluruh untuk mencegah potensi risiko obesitas.
"Pendekatan holistik yang menggabungkan gaya hidup sehat, penilaian klinis yang tepat, dan terapi berbasis bukti merupakan landasan penanganan yang aman dan berkelanjutan," ujarnya dikutip dari Antara.
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (PERDAWERI), dr. Maya Surjadjaja, menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sehat untuk mencegah obesitas.
Ia menyebut, kebiasaan makan larut malam juga dapat memicu penumpukan lemak karena tubuh memiliki ritme sirkadian yang seharusnya beristirahat pada malam hari.
"Tubuh kita tidak didesain untuk mengonsumsi makanan berat saat malam. Hal ini akan menambah risiko kegemukan," ujar Maya.
Ia juga menyoroti maraknya konsumsi obat pelangsing instan dan herbal yang dijual bebas. Beberapa produk, kata dr. Maya, seringkali dicampur zat farmasi berbahaya tanpa dicantumkan dalam label.
"Risikonya besar, karena masyarakat tidak tahu apa yang sebenarnya mereka konsumsi," katanya.
Sebagai solusi, dirinya menekankan pentingnya perubahan gaya hidup ketimbang mengandalkan obat-obatan. Tidak hanya itu, ia juga menilai pentingnya edukasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk dokter, orang tua, sekolah, hingga lingkungan sosial agar kesadaran menjaga berat badan dapat dimulai sejak usia muda.
“Hidup sehat itu sederhana. Tidur cukup, olahraga teratur, kurangi stres, jaga asupan gizi seimbang, dan sebaiknya mulai dari pola pikir. Kalau pikiran sehat, lebih mudah mengontrol kebiasaan sehari-hari," jelas dr. Maya.