c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

19 Oktober 2023

14:22 WIB

Obesitas Jadi Penyebab Pola Haid Tidak Teratur

Kelebihan berat badan bisa menyebabkan gangguan hormonal yang dapat memicu tidak teraturnya pola haid perempuan, khususnya usia remaja.

Editor: Satrio Wicaksono

Obesitas Jadi Penyebab Pola Haid Tidak Teratur
Obesitas Jadi Penyebab Pola Haid Tidak Teratur
Ilustrasi siklus haid. Freepik

JAKARTA - Kelebihan berat badan atau obesitas menjadi salah satu penyebab tidak teraturnya pola haid seorang wanita, khususnya mereka yang berada di usia muda. Pasalnya, berat badan bisa menyebabkan gangguan hormonal. 

“Salah satu yang menjadi penyebab mens tidak teratur dari pengalaman kami banyaknya gangguan hormonal di usia remaja atau usia muda itu karena problem overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas,” ucap dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Riyan Hari Kurniawan, seperti dikutip dari Antara, Kamis (19/10).

Namun demikian, untuk mengetahui lebih pasti apa penyebab sesungguhnya dari kondisi tersebut, bisa dicari tahu melalui pemeriksaan oleh dokter kandungan menggunakan ultrasonografi (USG). Dari pemeriksaan USG akan terlihat, jika ada benjolan seperti miom atau ada penebalan di rahim, maka dapat dilakukan tindakan seperti penipisan dinding rahim atau pengobatan membuang miom.

Jika tidak ada tanda-tanda tersebut, bisa disimpulkan haid tidak teratur karena gangguan hormonal yang seringkali disebabkan karena masalah berat badan berlebih. Untuk memperbaiki hormon, pasien biasanya akan diminta untuk mengurangi asupan tinggi karbohridrat dan garam, serta mengonsumsi makanan tinggi serat.

“Misalnya makanan-makanan yang tinggi serat, tinggi protein, kemudian kita hindari makanan yang tinggi karbohidrat kompleks, kemudian tinggi lemak jenuh, tinggi garam, perbanyak sayur, perbanyak buah, menambah aktivitas fisik misalnya,” ucapnya.

Dia mengatakan, batasan normal haid yang teratur setiap bulan adalah antara 24 hingga 38 hari, dengan siklus dalam satu bulan maksimal 8 hari haid. Sedangkan volume darah haid yang normal selama siklus, bisa dilihat dari seringnya mengganti pembalut.

Jika lebih sering mengganti pembalut dalam sehari karena volume darah yang lebih deras dari sebelumnya, demikian juga jika lama haid yang lebih dari 2 minggu, dr. Riyan mengatakan hal itu sudah termasuk gangguan pola haid yang tidak normal.

“Misalnya perempuan ini menstruasinya normal, sebulan sekali kemudian lamanya juga normal 5 hari, tetapi, darahnya banyak setiap hari bisa ganti pembalut 5-6 kali. Ini juga termasuk dari gangguan pola haid,” ucapnya.

Sementara itu, pada ibu yang sudah melahirkan, pola haid juga bisa berubah dan belum sepenuhnya kembali normal dalam beberapa bulan karena ada pengaruh dari menyusui.

Jika frekuensi menyusui langsung terhitung cukup banyak, yaitu sekitar delapan kali per hari atau setiap tiga jam, dalam enam bulan pertama kemungkinan dia tidak mengalami haid. Namun, setelah selesai masa menyusui yaitu sekitar 1 atau 2 tahun, siklus menstruasi akan kembali normal seperti sebelum melahirkan.

“Kalau setelah melahirkan setahun atau dua tahun siklus menstruasi tidak kembali ke normal, nah itu bukan pengaruh melahirkannya. Sebaiknya segera cek ke dokter untuk mencari tahu apa penyebab pastinya,” katanya dr. Riyan.

Karenanya dirinya menyarankan, jika pada wanita merasa siklus haidnya terganggu diharapkan untuk mengecek ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat-obatan atau minuman pelancar haid. Dokter akan mengecek atau menyarankan untuk memperbaiki pola hidup.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar