c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

09 Oktober 2025

13:45 WIB

NTB Jadi Tempat Singgah Burung-burung Dunia

NTB menjadi titik persinggahan penting bagi burung-burung yang bermigrasi dari utara ke selatan, atau sebaliknya. Bukan hanya letaknya yang strategis, ekosistem yang ada juga menjadi pendorong.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>NTB Jadi Tempat Singgah Burung-burung Dunia</p>
<p>NTB Jadi Tempat Singgah Burung-burung Dunia</p>
Pemandangan alam yang indah saat fajar, siluet burung berkelompok terbang berjajar di atas air danau , matahari bersinar di langit berwarna-warni saat matahari terbenam di atas pegunungan sebagai latar belakang. Shutterstock/Yongkiet Jitwattanatam.


JAKARTA - Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berada di antara wilayah belahan Bumi utara dan selatan, menjadi titik persinggahan penting bagi migrasi burung-burung dunia untuk mencari makan dan beristirahat.

Bukan hanya letaknya, faktor keanekaragaman ekosistem turut mempengaruhi kebiasaan burung-burung dunia yang sedang bermigrasi untuk mampir ke daerah itu. Kondisi lingkungan berupa pesisir, mangrove, padang savana, hingga hutan hujan tropis, ada di NTB.

Hal itu diungkapkan dari Ahli Bidang Ekologi Hewan Universitas Mataram (Unram), Prof. I Wayan Suana, menjelaskan mengapa NTB menjadi daerah penting dan strategis dalam mendukung proses migrasi tersebut.

"Sumbawa dan Pulau Moyo ada di jalur East Asian – Australasian Flyway (EAAF), salah satu jalur migrasi burung terbesar di dunia," ujarnya, sebagaimana dikutip dari Antara.

Suana menjelaskan, setiap tahun jalur EAAF dilalui jutaan burung yang bermigrasi dari kawasan Siberia dan Asia Timur menuju Australia dan Selandia Baru, untuk menghindari musim dingin. Selama bermigrasi, burung-burung tersebut dapat menempuh jarak hingga 15.000 kilometer atau sekitar 50 sampai 70 hari.

Dan faktanya, bukan hanya hanya melewati dan beristirahat di Sumbawa dan Pulau Moyo, ada juga burung yang akhirnya menetap lebih lama, karena persediaan makanan dan habitat yang mendukung.

Bahkan, pulau-pulau kecil di sekitar NTB juga berpotensi menjadi tempat singgah alami di tengah perjalanan. Selain kedua wilayah tersebut, ada Ekowisata Mangrove Bagek Kembar di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat yang juga menjadi wilayah singgah bagi burung-burung yang melakukan migrasi.

"Bagek Kembar karena di sana terdapat teluk yang luas, dan ketika surut menjadi tempat burung-burung migran, seperti Trinil, Gajahan, dan lainnya mencari makan," kata dosen Fakultas MIPA Universitas Mataram itu.

Lebih lanjut dia menyampaikan, jenis burung raptor sering melintas dan singgah di Mentigi atau daerah perbukitan di Nusa Tenggara Barat. Ketika musim dingin melanda belahan bumi bagian utara, burung-burung daerah tersebut akan mencari wilayah yang lebih hangat, seperti NTB. 

Begitupun sebaliknya, saat daratan di belahan bumi selatan masuk musim dingin, burung-burung juga melakukan migrasi ke daratan hangat.

Musim dingin mengakibatkan sumber makanan terbatas dan hewan unggas mesti hibernasi sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan ekstrem.

Dengan kondisi tersebut, burung-burung laut dan pantai harus bermigrasi ke wilayah beriklim tropis untuk bertahan hidup. Perubahan iklim sangat krusial dalam menentukan kehidupan burung di alam liar.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar