Nastar Jadi Kue Kering Lebaran Terfavorit di 2025

JAKARTA - Sebuah riset terbaru menemukan bahwa nastar menjadi kue kering khas Lebaran terfavorit. Ini ditemukan melalui riset terbaru dari Populix yang rilis pada Maret 2025.

Dalam survei tersebut, delapan dari sepuluh milenial dan gen Z memilih nastar sebagai kue kering khas Lebaran terfavorit. Kemudian disusul oleh putri salju, kastengel, dan sagu keju.

Selain itu, kukis cokelat, kukis kacang tanah, kukis mentega, lidah kucing, kukis bawang, dan wafer menjadi kue kering selanjutnya yang disukai dengan perolehan suara yang lebih sedikit.

"Dasar penobatan nastar sebagai kue kering Lebaran terfavorit tahun 2025 adalah nilainya yang terpaut sangat jauh dibanding kue kering lainnya, bahkan hampir dua kali lipat dari posisi kedua, yakni 82%," kata VP of Research Populix, Indah Tanip dalam keterangan tertulisnya.

Dalam riset tersebut, mereka juga menemukan bahwa lebih dari separuh responden memilih untuk membeli kue kering produksi rumahan (UMKM) dibanding kue kering kemasan bermerek buatan pabrikan besar. Sebagian milenial dan gen Z pun mengaku membuat kue kering sendiri tahun ini.

Meskipun sudah terpapar dengan berbagai kemudahan digital, milenial dan gen Z pun cenderung memilih pembelian secara langsung ketimbang membeli kue kering secara online. Sebagian besar mengaku membeli kue di toko, memesan melalui teman atau kerabat, atau membeli di ritel kecil. Hanya sebagian kecil saja yang membeli melalui e-commerce atau media sosial.

"Asumsi kami masyarakat lebih nyaman untuk membeli secara langsung karena lebih terjamin keamanan sampai di tangan, dan sebagian besar melakukan pembelian kue kering kemasan buatan pabrik untuk kebutuhan hampers Lebaran," timpal Indah.

Dari survei tersebut juga ditemukan ada dua faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen sebelum membeli kue kering. Yakni, rasa dan harga. Tren kue kering viral saat ini sudah tidak terlalu relevan bagi pembeli muda.

Survei tentang kue kering lebaran terfavorit ini dilakukan pada awal bulan Maret 2025 melalui Poplite. Penelitian ini dilakukan pada 979 milenial dan gen Z dengan mayoritas responden berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas.