14 Mei 2025
16:47 WIB
Naskah Pecenongan Diusulkan Jadi Warisan Dokumenter Dunia
Naskah Pecenongan merupakan salah satu warisan dokumenter DKI Jakarta yang diwariskan tokoh Muhammad Bakir dari abad ke 19 hingga 20, berisi tentang dinamika budaya dan keilmuan di Batavia.
Naskah Pecenongan. Sumber foto: indonesiakaya.com.
JAKARTA - Naskah Pecenongan diusulkan menjadi salah satu Ingatan Kolektif Nasional dari Jakarta dan bahkan warisan dokumenter dunia atau "Memory of the World" (MoW) UNESCO.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono, dalam kegiatan "Penggalian Potensi Naskah Kuno Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional" di Jakarta, Rabu (14/5).
"Dispusip DKI berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional untuk mengusulkan Naskah Pecenongan sebagai Ingatan Kolektif Nasional DKI Jakarta," ujarnya,dikutip dari Antara.
Sejumlah manfaat bila naskah ini masuk dalam MoW UNESCO, yakni dapat menjadi pengingat sejarah untuk masyarakat, memperkuat jati diri dan keberlangsungan bangsa di masa depan serta melindungi dan melestarikan warisan dokumenter dengan aksesibilitas universal dan permanen.
Naskah Pecenongan merupakan salah satu warisan dokumenter DKI Jakarta yang diwariskan tokoh Muhammad Bakir dari abad ke 19 hingga 20. Naskah ini berisi dinamika budaya dan keilmuan di Batavia pada masa lalu. Semua Naskah Pecenongan ditulis tangan menggunakan bahasa Melayu bertuliskan Jawi.
Adapun kawasan Pecenongan terutama Langgar Tinggi dan Pekojan, merupakan tempat paling produktif menghasilkan karya dengan corak ke-Betawi-an.
"Menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan pelestarian terhadap naskah-naskah kuno," kata Nasruddin.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pendaftaran naskah kuno nusantara pada Perpustakaan Nasional dalam rangka penyimpanan, perawatan, pelestarian dan pemanfaatan sekaligus penyelamatan naskah dari ancaman bahaya.
Dia mengatakan, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta sedari dulu merupakan titik pertemuan dari berbagai ragam budaya dan adat. Karena itu, pelestarian dan pemanfaatan naskah kuno perlu terus dieksplorasi.
Hal ini mengingat pelestarian naskah kuno penting sebagai warisan budaya serta memastikan masyarakat Jakarta dapat memanfaatkan dan belajar dari kekayaan sejarah dan budaya yang ada di kota mereka.
Dia meyakini pemanfaatan kekayaan naskah di DKI Jakarta terbuka dengan luas bahkan tidak menutup kemungkinan diakui pada level mancanegara.
"Karena itu kami mengawali naskah ini melalui Ingatan Kolektif Nasional (IKON). Untuk kemudian kami bercita-cita naskah yang ada di Jakarta dapat menjadi salah satu MoW UNESCO," kata dia.