11 Agustus 2025
20:13 WIB
NASA Dan Google Kembangkan Asistem Medis Luar Angkasa Berbasis AI
Untuk memastikan pada astronaut yang sedang menjalankan misi luar angka dalam kondisi yang sehat, NASA dan Google tengah mengembangkan asisten medis.
Editor: Satrio Wicaksono
| Astronaut berada di luar angkasa, di atas planet bumi. Shutterstock/dok |
JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Google dikabarkan tengah bereksperimen untuk menciptakan asisten medis berbasis AI yang dapat digunakan para astronaut dalam menjaga kebugaran saat menjalankan misi di luar angkasa.
Dilaporkan oleh TechCrunch, eksperimen Crew Medical Officer Digital Assistant (CMO-DA) itu nantinya membantu para astronaut mendiagnosis dan mengobati gejala, ketika tidak ada dokter yang tersedia atau saat komunikasi ke bumi terputus.
Alat tersebut merupakan alat multimoda yang mencakup ucapan, teks, gambar, yang berjalan dalam lingkungan Vertex AI Google Cloud.
Teknisi dari Unit Bisnis Google Public Sector, David Cruley mengatakan, proyek eksperimen itu berjalan di bawah perjanjian berlangganan Google Public Sector yang telah mencakup biaya layanan cloud, infrastruktur pengembangan aplikasi, dan pelatihan model AI.
NASA sendiri telah memiliki kode sumber aplikasi dan telah membantu menyempurnakan model AI tersebut. Platform Google Vertex AI menyediakan akses ke model dari Google dan pihak ketiga lainnya.
Ada tiga skenario yang dikembangkan dalam eksperimen CMO-DA, seperti dikutip dari Antara, mulai dari cedera pergelangan kaki, nyeri panggul, dan nyeri telinga. Kinerja asisten AI tersebut dinilai oleh tiga dokter yang mana salah satunya juga astronaut. Penilaian dilakukan melalui evaluasi awal, pengambilan riwayat, penalaran klinis, dan perawatan.
Ketiganya menemukan tingkat akurasi diagnostik yang tinggi. hasil evaluasi untuk skenario nyeri pinggang dan rencana perawatannya memiliki kemungkinan benar sebesar 74%, lalu untuk nyeri telinga sebesar 80%, dan untuk pergelangan kaki 88%.
Eksperimen tersebut masih dikerjakan secara bertahap. Para ilmuwan NASA berencana menambahkan lebih banyak sumber data, seperti perangkat medis dan melatih model AI itu bisa membaca situasi. Maksudnya, bisa memiliki kesadaran terhadap kondisi khusus pemeriksaan di luar angkasa seperti faktor gravitasi mikro.
Namun demikian, Cruely tidak menjelaskan secara rinci apakah Google bermaksud mendapatkan izin regulasi untuk asisten medis AI ini untuk penggunaan di Bumi. Namun jika berhasil maka model ini bisa digunakan di luar angkasa.
Alat tersebut, kata Cruely, diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan astronaut di luar angkasa, akan tetapi pelajaran yang dipetik dari asisten AI tersebut dapat diterapkan pada bidang kesehatan lainnya.