c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

KULTURA

27 Oktober 2022

15:04 WIB

Napak Tilas Jejak Tentara Jepang Di Gua Binsari Biak

Gua Binsari merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Pulau Biak yang menjadi saksi bisu pertahanan tentara Jepang dalam Perang Dunia II di Asia Tenggara.

Penulis: Mahareta Iqbal

Editor: Rendi Widodo

Napak Tilas Jejak Tentara Jepang Di Gua Binsari Biak
Napak Tilas Jejak Tentara Jepang Di Gua Binsari Biak
Salah satu sudut masuk Gua Binsari. Dok. Antara

JAKARTA - Perang Dunia II selain menyisakan sejarah yang panjang juga menyisakan banyak tempat-tempat bersejarah yang kini telah disulap menjadi objek wisata. 

Jika melihat ke Papua, ada sebuah gua yang terkenal dan menjadi saksi Perang Dunia II di masa lalu. Ribuan tentara Jepang meninggal dalam perang. Gua tersebut sempat menjadi tempat persembunyian tentara Jepang dan kini pun menjadi situs wisata yang dinamakan Gua Binsari.

Dilansir dari berbagai sumber, Gua Binsari merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di Pulau Biak, tepatnya berada di Distrik Samofa, Biak Numfor, Papua. Gua Binsari memiliki nama asli Abyan Binsari yang dalam bahasa setempat berarti gua nenek.

Sejarah Gua Binsari
Sesuai dengan namanya, masyarakat setempat percaya bahwa dulunya ada seorang nenek yang tinggal di dekat gua sebelum kedatangan Jepang. Karena kedatangan Jepang, nenek tersebut menghilang tanpa jejak. 

Abiyan Binsari menjadi saksi bisu Perang Dunia II dari 27 Mei 1944 hingga 20 Juni 1944. Pada peristiwa berdarah tersebut, banyak tentara Jepang yang tewas akibat serangan bom-bom sekutu ke gua tersebut. 

Di saat Perang Dunia II, Biak dilindungi oleh 11.000 tentara Jepang di bawah komando Kolonel Naoyuki Katsume. Biak merupakan bagian dari wilayah Papua yang menjadi pintu masuk Teluk Geelvink dekat ujung barat Papua pada masa kolonial.

Dikarenakan posisinya yang strategis, tentara Jepang menggunakan Biak sebagai salah satu pertahanan melawan sekutu di Asia Tenggara. 

Di bawah Kolonel Kuzume, Infanteri ke-222 Jepang tidak menyukai gagasan memerangi musuh di wilayah pesisir dan memutuskan untuk mengembangkan taktik lain agar mudah menangkap sekutu.

Jepang kemudian memutuskan untuk menggunakan jaringan bawah tanah. Dari gua inilah, Jepang melancarkan serangan dengan menembak jatuh sebuah pesawat sekutu yang terbang tepat di atas gua.

Tidak seperti gua dan bunker lain yang melindungi tentara Jepang, gua ini bukanlah gua buatan yang sengaja dibuat oleh tentara Jepang, melainkan gua alami dengan stalaktit yang menggantung indah di atap gua yang tinggi.

Menjelma Jadi Wisata Sejarah dan Edukasi
Dari waktu ke waktu, Gua Binsari perlahan menjelma menjadi museum alam yang menyimpan peninggalan sejarah yang berharga.

Tulang-tulang tentara Jepang tersimpan rapi di dalam ruangan. Selain itu, terdapat mortir tank pada peralatan pribadi militer Jepang seperti senjata, alat makan, seragam, botol obat, dan gelas. 

Saat ini Gua Binsari dijadikan sebagai tempat wisata sejarah dan edukasi bagi wisatawan di Biak. Berawal dari serangan yang meninggalkan sisa-sisa kekejaman sekutu, gua ini kemudian menjadi sumber sejarah bagi generasi setelahnya.

Gua ini hanya memerlukan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30 menit dari pusat Biak Kota. Saat datang ke Gua Binsari, wisatawan akan dibuat terpesona oleh keindahan hutan yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam.

Gua Binsari merupakan salah satu tujuan yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Biak karena tempat ini juga menarik untuk dijadikan lokasi berfoto. 

Tempat ini bukan hanya sebagai tujuan wisata, melainkan juga sumber pendidikan sejarah. Gua Binsari telah diusulkan oleh pemerintah setempat sebagai objek wisata yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Datang ke destinasi Gua Binsari ini akan memberikan wisatawan banyak pengalaman dalam mengenal berbagai sejarah dan peninggalannya. Tidak diperlukan biaya yang mahal untuk menikmati situs bersejarah yang satu ini. Wisatawan hanya perlu mengeluarkan biaya tiket masuk sekitar Rp25.000 per orang.

Jika dibandingkan dengan nilai atau pengetahuan yang diperoleh wisatawan, harga tersebut masih relatif terjangkau. Sebisanya datanglah ke Gua Binsari pada pagi hari agar bisa lebih leluasa melihat struktur gua dalam kondisi cuaca yang cerah.

Berbagai fasilitas pendukung juga dibangun di Gua Binsari, seperti area parkir, toilet dan akses penunjang lainnya, Pemerintah setempat juga berupaya membangun tempat-tempat wisata lain di Biak agar dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi berkunjung ke tempat ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar