12 Juni 2021
11:08 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Yanurisa Ananta
JAKARTA – Perempuan Indonesia belum terbebas dari ancaman pelecehan seksual, baik di tempat umum atau di tempat yang paling aman sekalipun. Ditambah lagi, tingginya angka kasus pelecehan seksual belum dibarengi dengan banyaknya perempuan yang mau berbicara tentang pengalaman menyakitkan itu. Sebagian korban pelecean seksual enggan bercerita tentang pengalamannya lantaran khawatir bakal dinilai secara tidak objektif.
Namun, ada pula perempuan-perempuan yang berani berkisah tentang pengalaman pelecehan seksualnya, seperti yang ditunjukkan tiga musisi perempuan, Danilla Riyadi, Marion Jola serta Ramengvrl. Kisah itu menjadi inspirasi pembuatan karya single kolaborasi ketiganya yang berjudul “Don’t Touch Me”.
Danilla Riyadi bercerita, dirinya sempat mengalami pelecehan seksual beberapa tahun lalu. Meski sudah lewat bertahun-tahun, dirinya masih bisa mengingat pengalaman tidak mengenakan itu. Hal itu juga berdampak pada mental Danilla.
“Aku pernah ada cerita. Sempat ada secara fisik disentuh, sama salah satu orang yang bekerja di rumahku, waktu itu aku masih SD. Sampai akhirnya ada pemikiran kalau perempuan itu jangan pakai baju begini, begitu, apa segala macam,” ungkap Danilla dalam sesi virtual launching "Don't Touch Me", Kamis (10/6).
Pengalaman serupa ternyata juga pernah dialami Marion Jola. Penyanyi kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur ini bahkan mengaku tak pernah ada tahun dalam hidupnya tanpa menerima perilaku pelecehan seksual.
“Gue sering mengalami sexual harassment, mulai dari gue SD. Gue nggak tahu ya, para oknum-oknum itu selalu menemukan gue di mana gue berada, mulai dari gue tinggal di Kupang sampai di Sumba, gue di Kupang lagi sampai gue di Jakarta, nggak ada tahun di mana gue tidak mengalami sexual harassment,” katanya.
Pelecehan seksual yang dimaksud Marion tidak terbatas pada pelecehan secara fisik, namun bisa berarti perlakuan maupun sikap laki-laki yang tidak layak terhadap perempuan. Marion mengaku, dirinya selalu menjadi objektifikasi para laki-laki.
Begitu pula kisah rapper Ramengvrl. Katanya, tak ada tempat yang benar-benar bersih dari “predator” semacam itu. Tak terkecuali di industri musik yang ia dan Marion serta Danilla geluti. Bahkan, Ramengvrl pernah menjadi korban pelecehan oleh sesama musisi. Namun ia enggan menyebut siapa orang dalam kisah tersebut.
Bagi Ramengvrl, perempuan sudah terlalu banyak dan sering ditekan dalam masyarkat. Perempuan, katanya, masih dinilai dan diperlakukan tidak adil. Bila perempuan berpakaian seksi, misalnya, mudah dituding sengaja memancing birahi laki-laki. Pada akhirnya, penilaian masyarakat terhadap perempuan tak jauh dari urusan tubuh, dan luput membicarakan karya atau prestasi perempuan.
“Korban, kan, suka ngerasa itu (pelecehan seksual) aib, atau semuanya itu dibalikin ke diri sendiri. ‘Kenapa ya, apa karena baju gue terlalu bagaimana, apa gue terlalu membuka kesempatan’,” ucapnya.
Menyikapi Pelecehan Seksual
Lantas, bagaimana sikap ketiga musisi perempuan ini menghadapi pelecehan seksual atau perilaku bias gender di tengah-tengah masyarakat?
Bagi Ramengvrl, pelecehan seksual bisa disikapi dengan mulai berhenti menyalahkan kaum perempuan. Baginya, perempuan berhak mengenakan pakaian seksi, tak ada kaitannya dengan mengundang perlakuan kekerasan seksual.
“Yang salah tetaplah orang yang melakukan duluan tanpa izin diri lo. Maksud gue, jangan balikin kesalahan ke sendiri, itu salah si pelaku,” tekannya.
Sementara bagi Danilla, penting untuk memulihkan mental atau kembali bangkit dari trauma atas kekerasan seksual yang dialami perempuan. Ia menekankan semua perempuan bernilai, tak seharusnya trauma itu menenggelamkan si perempuan.
“Mungkin karena aku pernah mengalami, aku merasa kayak, "gue kotor banget, gue ini aib’. Itu membuat mental kita terkikis. Itu harus kita balikin lagi, kita itu manusia,” kata Danilla.
Sementara, Marion memilih untuk bercerita saat mengalami pelecehan seksual. Ia percaya, dengan bercerita, beban dalam dada akan pun akan berkurang.
“Kalau mengalami, pasti paling susah buat bercerita. Jadi banyak orang memilih untuk diam dan disimpan sendiri. Menurut gue, solusinya memang adalah bercerita. Karena bercerita itu penting untuk melepaskan rasa di diri. Lo harus tahu, lo gak perlu malu, lo bisa cerita,” tandasnya.