c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

14 Agustus 2025

19:28 WIB

Museum NTB Digitalisasi 7.721 Koleksi Artefak 

Sebagai upaya pelestarian budaya dan meningkatkan akses yang lebih luas lewat platform daring, Museum NTB digitalisasi 7.721 koleksi artefak. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Museum NTB Digitalisasi 7.721 Koleksi Artefak&nbsp;</p>
<p>Museum NTB Digitalisasi 7.721 Koleksi Artefak&nbsp;</p>
Petugas museum memperlihatkan kain kuno di ruang konservasi Museum NTB, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (14/8/2025). ANTARA/HO-Eka Sofyan



JAKARTA - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan digitalisasi terhadap 7.721 koleksi artefak, sebagai upaya pelestarian budaya. Tak hanya itu, cara ini juga untuk meningkatkan akses publik melalui platform daring serta pameran virtual guna memperluas jangkauan informasi.

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam mengatakan, proses digitalisasi menggunakan fotografi resolusi tinggi merekam detail artefak secara presisi.

"Digitalisasi itu langkah strategis agar warisan budaya diakses luas tanpa mengurangi nilai aslinya," ujarnya Nuralam, seperti dikutip dari Antara, Kamis (14/8).

Museum NTB mengunggah hasil digitalisasi ke basis data daring yang memuat sejarah, bahan, dimensi, dan konteks budaya. Sistem informasi museum mempermudah pencatatan, penyimpanan, dan pencarian data koleksi secara cepat, akurat, serta terintegrasi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Layanan dan Edukasi Museum NTB, Heru Indriawan mengatakan, perawatan fisik dilakukan konservator terlatih dengan metode pembersihan kering dan pengendalian kelembaban ruangan.

Menurutnya, prosedur itu menjaga kestabilan kondisi artefak, mencegah kerusakan, serta mempertahankan keaslian dan nilai sejarahnya untuk generasi mendatang.

"Kami mengajak publik menjelajahi koleksi museum secara digital dari mana saja sampai teknologi menjadi pintu menuju ruang pengetahuan," kata Heru.

Museum NTB melakukan digitalisasi terhadap 10 kategori koleksi meliputi geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika dan heraldika, filologika, keramologika, teknologika, serta seni rupa.

Sebanyak 10 kategori itu mencakup peninggalan prasejarah, era klasik, kolonial, hingga periode modern awal.

Digitalisasi, kata dia, memudahkan masyarakat mengakses informasi koleksi melalui situs resmi dan kode QR tanpa harus berkunjung langsung. Sistem itu memperluas jangkauan pengetahuan budaya, menarik perhatian pengunjung lokal maupun audiens internasional.

Ia mengatakan, pameran virtual menampilkan koleksi digital interaktif yang dapat diakses melalui komputer atau ponsel pintar. Format itu memberikan pengalaman edukatif dan kultural yang menjangkau masyarakat di berbagai wilayah tanpa batasan jarak geografis.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar