c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

01 Februari 2025

15:33 WIB

Museum Batik Pekalongan Tampilkan 20 Koleksi Batik Di Lunar Festival

Pada pameran ini, pengunjung dapat melihat corak batik-batik khas yang memiliki unsur budaya Tionghoa yang ditandai dengan beberapa karakteristik utama, seperti motif hewan mitologi

<p>Museum Batik Pekalongan Tampilkan 20 Koleksi Batik Di Lunar Festival</p>
<p>Museum Batik Pekalongan Tampilkan 20 Koleksi Batik Di Lunar Festival</p>

Pengunjung melihat koleksi batik yang dipamerkan di Museum Batik Pekalongan, di Pekalongan, Jawa Tengah, belum lama ini. ANTARA/Kutnadi

PEKALONGAN - Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, menampilkan 20 koleksi batik pilihan dalam pameran spesial bertajuk Lunar Festival yang berlangsung selama satu bulan pada Februari 2025. Kepala Museum Batik Pekalongan Nurhayati Sinaga, di Pekalongan, Sabtu (1/2) mengatakan, pameran 20 koleksi batik pilihan ini mencerminkan perpaduan budaya Nusantara dan Tionghoa.

"Pengaruh budaya Tionghoa dalam batik bukan sekadar estetika, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Interaksi antara budaya Tionghoa dan Nusantara telah melahirkan berbagai bentuk akulturasi salah satunya dalam motif batik," jelasnya.

Menurut dia, pameran bertajuk Lunar Festival ini digelar untuk mengangkat keberagaman tersebut. Juga mengedukasi masyarakat bahwa batik adalah seni yang terus berkembang serta menyerap berbagai pengaruh budaya.

Pada pameran itu, kata dia lagi, pengunjung dapat melihat corak batik-batik khas yang memiliki unsur budaya Tionghoa yang ditandai dengan beberapa karakteristik utama seperti motif hewan mitologi.

"Demikian pula pada ornamen khas Tiongkok seperti awan, bunga teratai, serta simbol keberuntungan, warna cerah terutama biru dan merah," katanya.

Nurhayati menambahkan, batik adalah ekspresi jiwa yaitu setiap motif dan warna memiliki filosofi tersendiri. Koleksi batik yang dipamerkan tersebut, kata dia, berasal dari berbagai pecinta dan kolektor batik yang peduli terhadap pelestarian budaya.

"Hal itu menunjukkan, batik adalah warisan budaya yang terus hidup dan berkembang. Setelah pameran ini, kami akan melanjutkan program pameran bertema dengan menghadirkan Ramadan Festival yang akan menampilkan koleksi batik mencerminkan pengaruh budaya Islam," tuturnya.

Pelestarian Batik
Sebelumnya, Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha memotivasi generasi muda agar ikut melestarikan batik sebagai upaya mencegah kepunahan karya budaya tersebut. "Tentunya batik harus kita lestarikan, paling tidak seluruh masyarakat dapat berpartisipasi untuk upaya pelestariannya, kami datang ke Pekalongan dalam rangka hal itu juga," ucapnya.

Dia menjelaskan Kementerian Kebudayaan juga memiliki program immersive batik yang bisa diikuti anak muda. Berbagai program terkait dengan batik, kata dia, untuk menginspirasi para anak muda, termasuk di Kota Pekalongan.

Ia pun mengapresiasi keberadaan Museum Batik Pekalongan dengan sejumlah koleksi kain batik yang lengkap, informatif, dan sebagai salah satu cagar budaya dalam pelestarian batik di Kota Pekalongan.

Pada kunjungan kerja di Pekalongan, Giring Ganesha juga sempat mendapatkan oleh-oleh sarung batik khas Pekalongan yang biasanya dipakai rutin oleh masyarakat. "Saya juga terinspirasi setiap hari Jumat mungkin nanti akan terus memakai sarung batik. Terima kasih untuk oleh-olehnya," imbuhnya.

Ia menjelaskan, banyak maestro baik batik tulis ataupun kain tenun yang sudah berusia lanjut.

"Oleh karena itu, jika tidak ada regenerasi maka motif batik maupun tenun bisa punah. Kami mendorong adanya regenerasi dengan cara menginspirasi anak muda agar bisa meneruskan dan memodifikasi motif-motif kain nusantara yang sudah ada," cetusnya.

Menurut dia, saat ini banyak anak muda di Instagram memakai sarung batik, outfit yang dipadupadankan dengan batik itu. "Oleh karena itu, jangan sampai nanti yang datang dari luar negeri, impor, karena banyak dan murah bisa mengancam industri batik lokal," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar