02 Juni 2022
11:44 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Belakangan film atau ide cerita mengenai multi-semesta atau multi-universe (multiverse) semakin populer. Mulai dari film 'Spider-Man: No Way Home', 'Doctor Strange in the Multiverse of Madness', 'Mr. Nobody', hingga 'Everything Everywhere All at Once'.
Dalam film-film tersebut menampilkan adanya semesta lain yang berbeda dengan realita yang ada saat ini dan berjumlah sangat banyak, bahkan mungkin tidak terbatas. Semisal pada film 'Mr. Nobody', di mana tokoh utamanya melakukan berbagai kemungkinan dalam hidupnya.
Atau pada film 'Spider-Man: No Way Home', yang menghadirkan tiga sosok Spiderman dari semesta yang berbeda, yaitu Spiderman semesta 'Sam Raimi', Spiderman semesta 'Marc Webb' dan Spiderman semesta 'Marvel'. Namun, apakah multi-semesta mungkin terjadi di dunia nyata?
Ide multi-semesta sebenarnya hadir dari sebuah teori bernama mekanika kuantum. Teori tersebut mengenai perpindahan suatu keadaan ke keadaan lain dan memiliki pelbagai kemungkinan yang jumlahnya tidak terbatas.
Hal inilah yang kemudian diinterpretasikan oleh banyak orang dengan adanya multiverse atau semesta yang lain. Sebab dari proses perpindahan suatu keadaan tersebut, menghasilkan banyak kemungkinan yang dapat menciptakan banyak 'semesta'.
"Kalau di fisika, pelbagai kemungkinan itu harus tetap dihitung. Nah, diterjemahkan oleh orang kemungkinan-kemungkinan itu kayak masuk ke universe yang berbeda. Dan berapa banyak ada universe yang mungkin? (Jumlahnya) tidak terhingga," jelas pakar fisika nuklir dari Universitas Indonesia Prof. Terry Mart pada Rabu (1/6).
Sayangnya, untuk saat ini multi-semesta masih hanya sebatas teori. Menurut Prof, Terry, itu karena supaya bisa dipastikan keberadaannya memerlukan eksperimen yang bisa terbukti dan diterapkan atau ada manfaatnya bagi orang-orang.
Sementara itu, masih belum ada cara untuk memastikan keberadaan multi-semesta. Ditambah, antar multi-semesta tidak bisa saling melakukan kontak atau interaksi. Sebab hal itu terjadi di saat yang bersamaan sehingga agak mustahil multi-semesta terjadi.
"Kalau kita gak bisa berinteraksi dengan universe lain, gimana kita bisa tahu kalau ada universe lain? Jadi multiverse ini masih sangat teoritis dan spektakuler sehingga memang menjadi santapan empuk (untuk industri film dan novel)," tutup Prof. Terry.