c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

11 Oktober 2024

16:28 WIB

Misinformasi Masih Menjadi Penghambat Penanganan Kanker Payudara Di Indonesia

Menurut survei oleh Masyarakat Telekomunikasi pada tahun 2017, terdapat sedikitnya 41,2% berita palsu berkaitan dengan informasi kesehatan, termasuk kanker payudara.  

<p>Misinformasi Masih Menjadi Penghambat Penanganan Kanker Payudara Di Indonesia</p>
<p>Misinformasi Masih Menjadi Penghambat Penanganan Kanker Payudara Di Indonesia</p>

Dr. Khoo Kei Siong dalam sesi media briefing “The Known, The Unknown, and The New of Breast Cancer" oleh CanHOPE di Jakarta. Dok. CanHOPE

JAKARTA - Meski masih menjadi penyebab terbanyak kasus kematian akibat kanker di Indonesia, tetapi misinformasi tentang kanker payudara nyatanya masih marak. Menurut survei oleh Masyarakat Telekomunikasi pada tahun 2017, terdapat sedikitnya 41,2% berita palsu berkaitan dengan informasi kesehatan, termasuk kanker payudara.  

Misinformasi yang mendorong stigma seputar kanker payudara tersebut berkontribusi pada meningkatnya beban layanan kesehatan di Indonesia, sehingga dianggap sebagai risiko global.

“Hingga hari ini, masih banyak perempuan menunda untuk melakukan deteksi dan perawatan dini karena ketakutan akan prosedur medis, merasa kehilangan kontrol, atau stigma yang terkait dengan kanker payudara,” jelas Dokter Spesialis Onkologi, Dr. Khoo Kei Siong dalam sesi media briefing “The Known, The Unknown, and The New of Breast Cancer" oleh CanHOPE di Jakarta (10/10).

Stigma seputar kanker payudara sering kali didasari oleh kesalahpahaman bahwa pasien tidak akan hidup lama, dianggap tidak mujur, dan dipandang sebagai tidak sempurna, sehingga berdampak negatif pada harga diri dan citra tubuh mereka.

Kesalahpahaman lainnya adalah anggapan bahwa mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) merupakan satu-satunya pilihan medis, yang memperkuat rasa takut para pasien. Padahal, diagnosis dini membuka lebih banyak opsi perawatan, seperti lumpektomi (pengangkatan sebagian jaringan).

Mengatasi tantangan seputar kanker payudara di Indonesia tidak cukup dengan memberantas stigma, tetapi juga memerlukan pendekatan yang komprehensif. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 43% kematian terkait kanker payudara di Indonesia dapat dicegah melalui deteksi dini, didukung oleh dorongan dari lingkungan terdekat pasien.

“Pengobatan kanker yang efektif harus dilengkapi dengan pemahaman yang lebih menyeluruh, bersama dengan perawatan holistik yang dapat memberikan pasien pengalaman berobat yang lebih baik secara keseluruhan,” tambah dokter yang juga Wakil Direktur Medis dan Konsultan Senior di Parkway Cancer Centre (PCC) itu.

Pasalnya, pasien kanker sering merasa sedih, bingung, dan mengkhawatirkan nasib mereka, terlepas dari stadium diagnosis penyakitnya.

Oleh karena itu, perawatan holistik yang mencakup pendekatan multidisiplin dari penyedia layanan kesehatan, konseling, konsultasi nutrisi seimbang, dukungan emosional dari orang-orang terdekat, serta perawatan komprehensif sangatlah penting. Selain itu, memiliki support system yang kuat, seperti komunitas, dapat secara signifikan meringankan beban emosional para pasien selama perawatan.

Sejalan dengan hal ini, CanHOPE, layanan konseling dan dukungan kanker nirlaba dari PCC, menekankan bahwa merawat kesehatan psikososial pasien sama pentingnya dengan perawatan fisik mereka.

Saat pasien menjalani pengobatan kanker, mereka kerap menghadapi berbagai tantangan berat yang bisa menyebabkan putus asa. Oleh karena itu, CanHOPE percaya, penting untuk membantu pasien menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan melawan kanker.

Seiring berkembangnya metode perawatan pasien menuju pendekatan yang lebih holistik, Dr. Khoo meyakini bahwa inovasi ini akan membawa kemajuan dalam terapi medis yang lebih tepat sasaran dan efektif.

“Ini menandai era baru dalam perawatan kanker payudara dengan menawarkan perawatan yang lebih personal dan prospek pemulihan yang lebih cerah,” tutupnya.

CanHOPE adalah layanan nirlaba untuk konseling dan dukungan kanker yang disediakan oleh Parkway Cancer Centre, Singapura. Tim CanHOPE terdiri dari para profesional berpengalaman yang bekerja sama dengan para ahli medis dan kesehatan terkait, untuk membantu pasien dan para pengasuh dalam membuat keputusan pengobatan yang efektif dan terinformasi. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar