27 Desember 2022
09:27 WIB
Penulis: Tristania Dyah Astuti
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Metode melahirkan tidak hanya memberikan dampak signifikan pada fisik ibu, namun lebih jauh metode persalinan yang dijalani juga turut mempengaruhi kondisi imunitas bayi. Bayi dengan kelahiran melalui operasi berpotensi memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan.
Secara umum, persalinan dilakukan dengan dua metode yakni, metode kelahiran pervaginaan atau sering disebut persalinan normal dan metode persalinan sectio caesarea (SC/C-section).
Mengutip Parents, bayi yang dilahirkan secara normal pervaginaan berkesempatan untuk berkontak dengan bakteri baik yang terdapat di sepanjang jalan lahir. Bakteri baik ini akan masuk ke dalam pencernaan bayi yang akan berguna untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh bayi.
Sementara pada bayi dengan kelahiran C-section, metode ini dilakukan dengan steril dan bayi dikeluarkan melalui pembedahan di area perut ibu, sehingga bayi tidak berkesempatan berkontak dengan bakteri baik.
Hal ini kemudian diyakini dapat menyebabkan imunitas bayi dengan kelahiran C-section menjadi lebih sensitif, termasuk risiko lebih tinggi mengalami alergi, infeksi atau masalah kesehatan lain. Namun meski begitu, sistem imun anak dengan kelahiran C-section dapat terus ditingkatkan dan dioptimalkan.
Salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif sejak anak dilahirkan. Meskipun ASI pada persalinan C-section umumnya lebih lama dihasilkan namun ibu tetap harus melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesaat setelah bayi lahir dan lebih sering menyusui bayi untuk memancing produksi ASI.
ASI memiliki kandungan protein, mineral, dan vitamin yang dibutuhkan bayi untuk mendukung kesehatan dan kemampuan bertahan hidup selama masa awal kehidupannya.
Dalam ASI terkandung probiotik alami yang juga berasal dari saluran pencernaan ibu, probiotik ini adalah bakteri baik yang sangat mempengaruhi kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh bayi.
Selain probiotik, ASI mengandung oligosaccharide, sejenis prebiotik yang menjadi sumber gizi atau makanan bagi bakteri-bakteri baik di dalam pencernaan bayi sehingga bakteri baik dapat terus berkembang.
Sinergi antara probiotik dan prebiotik ini sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan bayi dengan mengoptimalkan metabolisme bayi sejak baru lahir. Métabolisme yang baik akan memberikan tubuh kemampuan mencerna ASI dengan sempurna.
Kemudian, saat bayi berumur 6 bulan, bayi sudah harus mendapatkan makanan pendamping atau MPASI dengan nutrisi yang lengkap, seperti protein, karbohidrat, sedikit serat, dan lemak. Pemberian ASI dan MPASI yang tetap dapat semakin menunjang kesehatan bayi.
Selain itu, agar kesehatan bayi semakin terjaga jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, serta pemberian imunisasi dasar lengkap yang menjadi hak hidup untuk anak. Pemberian imunisasi membantu anak menghindari risiko paparan penyakit sehingga dapat mengoptimalkan kualitas hidupnya di masa depan.
Dengan demikian, meski tidak “bertemu” dengan bakteri baik seperti pada persalinan normal, namun bayi C-Section tetap bisa mendapatkan kesehatan yang optimal lewat pemberian ASI, MPASI serta imunisasi.