17 Desember 2022
08:00 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Band rock legendaris Indonesia, God Bless baru saja merilis single terbaru bertajuk “Semesta”. Lagu ini spesial karena lahir dalam rangka menyambut 50 tahun usia God Bless di belantika musik nusantara.
Perilisan “Semesta” sekaligus menandai perjalanan penting God Bless sebagai satu-satunya grup musik rock yang mencapai usia setengah abad di Indonesia. God Bless, seperti musisi pada umumnya hari ini, merangkul zaman yang telah berubah, generasi yang telah berganti, dengan merilis lagunya di platform streaming musik digital.
Tapi tak berhenti di situ, lebih jauh lagi, God Bless menjajal mode industri musik paling mutakhir, yaitu musik di ekosistem Metaverse. Berkolaborasi dengan Netra, platform agregator musik berbasis teknologi blockchain, God Bless merilis “Semesta” sebagai sebuah aset digital atau umum disebut Fractional Music Aset (FMA).
Personil termuda God Bless, Fajar Satritama mengatakan, langkah masuk ke dunia Web3 adalah sesuatu yang dirasa alami dan penting bagi God Bless untuk terus relevan dengan zaman. God Bless melihat ada potensi bagi industri musik di masa depan di skena Metaverse, sehingga layak untuk dijajal.
“Awalnya niatnya kita mau bikin merchandise saja dalam bentuk NFT. Nah, ternyata ada Netra, di mana musik bisa dijual sebagai NFT dengan sistem kepemilikan musik dibagi ke sejumlah investor,” ungkap Fajar dalam sesi konferensi pers yang dipantau daring, Jumat (16/12).
FMA adalah penyebutan spesifik untuk jenis aset digital di bidang musik, bagian dari aset digital yang belakangan lazim disebut sebagai produk NFT (Non-fungible token). FMA “Semesta” diluncurkan di platform Netra, untuk ditransaksikan secara terbatas kepada publik.
Ada sebanyak 250 aset FMA “Semesta” yang dijual di Netra. FMA ini bisa dimiliki oleh para penggemar atau pecinta musik pada umumnya dengan harga Rp550 ribu. Pembelian FMA berarti pembelian hak atas lagu “Semesta”, di mana God Bless berbagi hak komersil lagu tersebut bersama para pembeli.
Bagi pembeli yang memegang hak atas FMA “Semesta”, mereka otomatis menjadi pemilik lagu. Dengan begitu, mereka pun nantinya akan mendapatkan hak royalti atas pemutaran “semesta” di berbagai platform musik digital. Netra dalam hal ini sekaligus berperan sebagai agregator, yang mendata dan mengumpulkan hak royalti atas lagu “Semesta”.
Tak hanya keuntungan dari sisi royalti, pemegang FMA “Semesta” juga otomatis memiliki aset permanen, di mana nilai jual dari FMA tersebut akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Sebagaimana rumus pasar pada umumnya, ketika FMA yang dijual terbatas, namun ternyata pertumbuhan permintaan tinggi, maka suatu ‘barang’ akan menjadi mahal.
Fajar menilai, konsep industri di dunia baru ini menarik untuk dijalankan. Pasalnya, transaksi hak kepemilikan musik berbasi blockchain memungkinkan proses komersial menjadi lebih transparan dan langsung.
Tak ada peran LMK sebagaimana pada sistem distribusi hak ekonomi musik secara konvensional. Di sistem digital ini, royalti langsung dikelola oleh platform serta didistribusikan langsung kepada para pemegang FMA.
“Saya melihat ini adalah masa depan jadi jangan sampai ketinggalan. Kalian bisa memiliki karya God Bless yang hanya dijual dengan harga Rp550 ribu,” ujar Fajar.
Energi di 50 Tahun Usia
“Semesta” adalah refleksi dari 50 tahun perjalanan God Bless. Penciptaan lagu sejak awal prosesnya dikembangkan dalam tema merepresentasikan God Bless di usia 50 tahun.
Gitaris God Bless, Ian Antono menjelaskan, lagu “Semesta” dalam penulisan lirik menggandeng penulis Ali Akbar, sosok penulis lirik dengan pengalaman kolaborasi yang panjang bersama God Bless.
Hasilnya adalah lagu yang secara musik dan lirik merepresentasikan ‘harmoni’, kata yang layak merepresentasikan God Bless sebagai sebuah grup musik, dengan komposisi personil yang berasal dari beragam latar belakang daerah, namun bisa bersatu selama setengah abad.
“Semesta” sebuah lagu rock bernuansa groove, dengan lirik penuh refleksi akan kehidupan--khas lagu-lagu God Bless selama ini. Mendengar lagu ini, Anda akan menangkap semangat yang tak padam lewat gelombang melodi Ian Antono hingga tarikan vokal Ahmad Albar yang powerfull di usianya yang kini 76 tahun.
Ian mengatakan, lagu “Semesta” sekaligus juga menjadi pengantar menuju album baru God Bless yang akan rilis pada awal tahun mendatang.
“50 tahun itu prestasi yang luar biasa menurut saya, memang harus kita bikin sesuatu," kata Ian.
“Tapi kali ini, sebelum keluar album kita mengeluarkan single dulu yaitu ‘Semesta’” imbuhnya lagi.
Lagu “Semesta” dari God Bless saat ini sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital. Sementara FMA “Semesta” yang dirilis di platform Netra (www.netra.live), akan dapat dibeli mulai hari Jumat (16/12) pukul 20.00 WIB.