07 Desember 2023
10:19 WIB
JAKARTA – Menstruasi yang dirasakan perempuan setiap bulannya, menjadi topik yang tak pernah usai untuk dibahas. Seperti yang diungkapkan penelitian terbaru di Amerika Serikat yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) Nutrition Prevention & Health.
Penelitian tersebut mengungkapkan, menstruasi yang dimulai sebelum seorang perempuan menginjak usia 13 tahun, dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 di usia paruh baya. Selain itu, menstruasi pada usia dini, terutama sebelum usia 10 tahun, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena stroke sebelum usia 65 tahun pada penderita diabetes.
Kesimpulan ini didapat dari temuan para peneliti, setelah menganalisis data lebih dari 17.000 wanita berusia antara 20 sampai 65 tahun. Dikutip laman Hindustan Times, Kamis (7/12), para peneliti dari Universitas Tulane dan Rumah Sakit Brigham dan Wanita di AS mengatakan, penelitian ini bersifat observasional, mereka tidak dapat menentukan penyebab di balik hubungan ini.
“Usia yang lebih dini pada (siklus menstruasi pertama) mungkin menjadi salah satu indikator awal kehidupan, dari lintasan penyakit kardiometabolik pada wanita,” saran mereka dalam penelitian mereka.
Dari perempuan yang diteliti, sekitar 10%, atau 1.773, melaporkan diagnosis diabetes tipe 2. Lebih jauh lagi, 11,5% dari jumlah tersebut, atau 203 orang, melaporkan beberapa jenis penyakit kardiovaskular.
Mereka menghitung peningkatan risiko diabetes tipe 2 karena mulai menstruasi pada awal kehidupan sebesar 32% (periode pada usia 10 tahun atau sebelumnya). Kemudian risiko menjadi 14% jika mulai menstruasi pada usia 11 tahun dan hingga 29% bagi mereka menstruasi di usia 12 tahun.
"Salah satu penjelasan potensial adalah, perempuan terpapar estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama, dan menstruasi dini dikaitkan dengan kadar estrogen yang lebih tinggi,” jelas para peneliti.
Mereka juga mengatakan, berat badan bisa menjadi faktor penting lain yang mempengaruhi hasil. Pasalnya, ketika mereka menyesuaikan data dengan berat badan, hubungan yang diamati antara usia pertama kali siklus menstruasi dan komplikasi stroke sedikit melemah, meski tetap signifikan.
Para peneliti mengatakan, temuan ini mendukung kemungkinan, usia menstruasi pertama dapat dimasukkan ke dalam strategi awal kehidupan, untuk mencegah diabetes dan perkembangan komplikasi diabetes.
“Temuan ini menambah dimensi lain terhadap faktor-faktor penentu risiko kardiometabolik yang kurang dipahami, khususnya pada wanita yang relatif kurang terwakili dalam bidang penelitian ini,” kata Sumantra Ray, Direktur Eksekutif NNEdPro Global Center for Nutrition & Health yang turut serta dalam penelitian ini.
Cepat – Lambat Menopouse
Sebelumnya, Wakil Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia Cabang Jakarta Raya dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.O.G mengatakan, wanita yang haid pertamanya lebih cepat tak berarti mengalami menopause lebih cepat. Setidaknya jika dibandingkan dengan mereka yang haid pertamanya lebih lambat.
"Mitos, ya, kalau menstruasinya cepat, menopause-nya lebih cepat," ujar dokter lulusan Universitas Indonesia itu dalam sebuah webinar baru-baru ini.
Yeni menjelaskan, wanita saat dilahirkan sudah membawa jumlah folikel atau sel telur sendiri. Jumlahnya beragam antara satu wanita dengan lainnya. Ada yang memiliki 500.000, 750.000, atau 1.000.000 folikel. Folikel ini setiap bulannya yakni pada masa menstruasi, akan keluar sebanyak satu setiap bulannya.
Oleh karena itu, dia menekankan, waktu haid pertama tak menentukan seorang wanita mengalami menopause lebih cepat atau lebih lambat.
"Kalau dia membawa folikel yang jumlahnya banyak ya dia akan menopause yang lebih lambat dibandingkan mereka yang terlahir dengan jumlah folikel lebih sedikit," kata Yeni.
Menopause merupakan berakhirnya siklus menstruasi secara alami yang biasanya terjadi saat seorang wanita memasuki usia 45 tahun hingga 55 tahun. Menopause dikatakan terjadi dini, bila terjadi di bawah usia 40 tahun. Menurut Yeni, sebenarnya menopause dini itu amat sangat jarang terjadi.
Tetapi, sambung dia, gaya hidup seperti kurangnya istirahat, stres berlebihan, olahraga yang minimal, suplementasi makanan yang tidak baik, kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol, bisa mempercepat terjadinya menopause.
"Mungkin juga ada penyakit-penyakit tertentu seperti kanker, terapi atau obat-obatan untuk kanker bisa mematikan indung telur yang menyebabkan menopause dini," kata Yeni.
Dia menambahkan, wanita di bawah usia 35 tahun atau 40 tahun umumnya memiliki kadar estrogen dalam batas normal atau cukup. Mereka juga seharusnya haid teratur. Penyebab haid tidak teratur antara lain ada gangguan, termasuk berat badan berlebihan, konsumsi makanan yang tidak baik dan olahraga yang tidak dilakukan.
Yeni juga mengatakan, tak ada hubungan antara kejadian menstruasi tak teratur dengan kejadian menopause. "Tidak ada hubungan dengan menopause. Kecuali lifestyle-nya enggak bagus, haid sudah tidak teratur, lalu tidak diobati. Jadinya enggak menstruasi terus," tandasnya.