24 Mei 2021
10:47 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Semoga panjang umur! Menjadi doa yang selalu terucap ketika seseorang sedang berulang tahun. Ada banyak faktor penunjang agar seseorang bisa memiliki umur yang panjang. Selain kesehatan dan pola makan, menjaga hubungan baik dengan sesama juga dapat membuat hidup Anda lebih lama, sehat dan bahagia.
Bukan sekadar isapan jempol, hal tersebut sudah pernah diteliti oleh para ilmuwan. Bahkan, psikolog klinis mengonfirmasi pula hubungan antara panjang umur dengan relasi yang baik.
Temuan ini pada akhirnya menegaskan pentingnya peran lingkungan dan hubungan sosial bagi kesehatan individu. Orang dengan pasangan yang setia dan menyenangkan, biasanya akan memiliki pola hidup sehat dan aktif.
Peneliti melakukan survei nasional pada sekitar 4.400 pasangan berusia 50 tahun ke atas di Amerika Serikat. Delapan tahun kemudian, hasilnya menunjukkan bahwa pasangan yang puas dengan hubungannya memiliki risiko kematian lebih lambat ketimbang mereka yang terjebak di hubungan yang tidak membahagiakan.
Meskipun peserta penelitian berasal dari Amerika Serikat, peneliti percaya bahwa hasil yang diperoleh akan sama saja bila dibandingkan dengan pasangan di luar negara adidaya itu.
Senada dengan hasil studi yang ada, psikolog Ikhsan Bella Persada mengatakan, relasi positif memang bisa meningkatkan imunitas tubuh, karena akan merasa bahagia dan dapat berpikir positif saat bersama orang tersebut.
"Hal itu pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan kesehatan mental. Jika dua-duanya dalam keadaan baik dan sehat, maka kemungkinan atau potensi untuk berumur panjang menjadi lebih besar," ujarnya sebagaimana dilansir Klikdokter.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang memiliki relasi kurang baik, dari di keluarga, dengan pasangan atau lingkungan sosial lainnya?
Menurutnya, untuk kasus-kasus tersebut akan kembali ke masing-masing individu. Seberapa besar dia memaknai hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
"Jika dia memang lebih mengutamakan keluarga atau kerabat dekat, maka ia tetap bisa merasakan dampak positifnya. Ya, meski akan ada sedikit rasa stresnya," ujarnya.
Dampak Medsos
Di sisi lain, manfaat menjaga hubungan baik di dunia nyata kini sering dikaburkan oleh media sosial. Sebab, keintiman digital acap kali disalahartikan sebagai keintiman sejati.
Kita bisa menjadi begitu tergoda oleh kemudahan berhubungan dengan orang lain secara online. Akhirnya, kita berpikir bahwa hubungan ini lebih intens dibanding yang sebenarnya.
Terkadang, seseorang akhirnya mengambil risiko untuk mengasingkan orang yang benar-benar mengisi kehidupan sehari-hari. Ironisnya, ia malah mengejar keintiman dengan teman di dunia maya.
Lalu, menghina orang di media sosial juga terkesan “lumrah” pada masa sekarang. Banyak orang berani melakukannya karena tidak bertatap muka langsung alias bisa bersembunyi di balik akun media sosial. Bila hal itu terjadi di dunia nyata, belum tentu mereka bernyali untuk melakukannya.
Media sosial juga bisa berpotensi memecah hubungan baik antarmanusia dengan adanya komparasi. Rasa kompetitif, iri, serta membandingkan pencapaian diri dan orang lain lewat sebuah unggahan sangat mungkin muncul karena media sosial.
Kita jadi memiliki tekanan untuk menunjukkan kepribadian tertentu, padahal tak mesti begitu. Maka, dari pada mengandalkan media sosial sebagai kunci dari hubungan baik, psikolog Ikhsan menekankan tiga faktor yang bisa memperkuat relasi.
"Yang pertama adalah komunikasi positif, kedua kepercayaan, serta yang ketiga saling menghargai dan memahami satu sama lain. Ini kuncinya kalau Anda mau menjalin dan menjaga relasi yang oke,” jelasnya.
Mulai sekarang, mari sama-sama membina hubungan yang baik. Dampaknya sangat positif bahkan bisa bikin panjang umur!