c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

26 September 2023

18:01 WIB

Menjaga Autentisitas Roti Go, Toko Roti Pertama Di Indonesia

Berusia lebih dari satu abad, roti Go tetap mempertahankan autentisitasnya dengan resep turun-menurun

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Satrio Wicaksono

Menjaga Autentisitas Roti Go, Toko Roti Pertama Di Indonesia
Menjaga Autentisitas Roti Go, Toko Roti Pertama Di Indonesia
Toko Roti Go di Banyumas. Sumber: instagram/roti_go

JAKARTA – Roti menjadi salah satu panganan yang lekat dengan konsumsi sehari-hari. Bahkan bagi sebagian besar kalangan, sumber karbohidrat ini diandalkan sebagai pengganti nasi yang umum dijadikan makanan pokok.

Di sisi lain, eksistensi roti di Indonesia juga tak lepas dari pengaruh kedudukan Belanda. Diperkenalkan oleh para pedagang Belanda di sekitar abad ke-18, saat itu roti dipandang sebagai makanan yang hanya dikonsumsi oleh orang asing. 

Namun kini, wujud roti dapat dikonsumsi dengan mudah oleh berbagai kalangan dengan berbagai bentuk, rasa, jenis, merek, dan tentunya variasi harga yang berbeda.

Dari sekian banyak toko roti legendaris dan masih bertahan hingga kini, ada satu yang diyakini sebagai toko roti tertua dan pertama di Indonesia, yakni Toko Roti Go. Lokasinya berada di Kabupaten Banyumas, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Purwokerto Timur.

Berusia 125 Tahun
Toko Roti Go diketahui sudah beroperasi sejak tahun 1898, lebih dulu dibanding toko roti legendaris lain seperti Tan Ek Tjoan dan Maison Weiner.

Namanya diambil dari nama pendirinya yang merupakan sepasang suami istri keturunan Tionghoa, Go Kwe Ka dan istrinya Oei Pak Ke Nio. Saat ini dikelola keturunan generasi ketiga atau cucu pendirinya, yakni Rosani Wiogo dan suaminya Pararto Widjaja.

Menariknya, meski sudah berusia 125 tahun di 2023 ini, Rosani dan sang suami enggan melabeli Toko Roti Go sebagai toko roti tertua atau yang pertama di Indonesia. Alasannya, belum ada bukti data atau catatan valid mengenai klaim tersebut.

Berdiri lebih dari satu abad, bukan berarti eksistensi Toko Roti Go berjalan tanpa hambatan, terlebih jika melihat fakta bahwa toko ini sudah ada sebelum kemerdekaan, menjadi saksi masa-masa perjuangan kemerdekaan.

Toko Roti Go nyatanya pernah merasakan keganasan dari sisa-sisa penjajahan di masa pasca kemerdekaan pada tahun 1948, saat masa Agresi Militer Belanda II. Saat itu, toko roti dan bangunan lain sekitarnya di Banyumas menjadi ‘korban’ penghancuran yang mengakibatkan pemilik serta para pegawai pergi sementara waktu untuk mengamankan diri.

Resep Turun-Temurun
Jika berkunjung ke Toko Roti Go, kesan yang akan didapat pastinya adalah nuansa pertokoan dengan ciri khas bangunan lama tempo dulu. Tapi soal variasi makanan dan rasa, mereka tidak hanya menjual roti jadul namun mengikuti perkembangan dan selera pasar.

Selain roti, ragam kudapan lain yang juga tersedia di Toko Roti Go dapat dijumpai dalam bentuk patiseri, kue modern, hingga aneka ragam kue kering.

Meski mengikuti perkembangan zaman, namun dari segi proses produksi toko roti satu ini tetap mengutamakan resep asli yang diwariskan secara turun-temurun.

Bahkan untuk pembuatan roti, dari dulu hingga kini pembakarannya masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tungku dan mengutamakan bahan alami tanpa pengawet, sehingga roti yang dihasilkan memiliki aroma dan cita rasa yang khas.

Selain menjadi ikon sekaligus destinasi wisata kuliner, Toko Roti Go nyatanya juga telah menjadi identitas dan memori tersendiri bagi warga Purwokerto dan Banyumas yang sejak lama tinggal dan merupakan warga asli daerah tersebut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar