c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

04 April 2023

21:00 WIB

Menjadikan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata

Setiap daerah di Indonesia punya kuliner khasnya masing-masing yang bisa menjadi daya tarik wisata.

Editor: Satrio Wicaksono

Menjadikan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata
Menjadikan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata
Nasi campur atau nasi lawar khas Bali. Sumber: Shutterstock/Adi Dharmawan

JAKARTA - Kekayaan kuliner merupakan salah satu daya tarik yang berpotensi untuk memperkuat pariwisata di Indonesia.

“Kalau kita bicara kuliner dalam memperkuat pariwisata sebenarnya itu selalu menarik. Apalagi kita punya berbagai macam ragam khas kuliner nusantara," kata Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, dikutip dari Antara, Selasa (4/4).

Maulana mengaitkan potensi wisata kuliner dengan aktivitas mudik Lebaran. Orang-orang yang pulang ke kampung halaman atau berwisata ke daerah lain saat musim libur Lebaran, hampir selalu memburu makanan khas yang ada di daerah tersebut.

"Ada daerah tertentu yang menjual kekhasan dari masing-masing wilayahnya di setiap provinsi. Itu menjadi satu nilai lebih juga untuk mempromosikan kuliner khas dari masing-masing daerah,” kata Maulana.

PHRI menilai, ada satu hal terpenting jika ingin menjadikan kekayaan kuliner sebagai alat promosi wisata Indonesia, yaitu mempatenkan makanan-makanan tersebut.

Menurut Maulana, paten diperlukan agar jangan sampai negara lain mengklaim asal dari makanan yang sebenarnya dari tanah air.

Kuliner Indonesia, menurut dia, berpotensi menjadi alat promosi wisata jika melihat praktik yang telah dilakukan negara lain. Thailand, misalnya, banyak membuka restoran di luar negaranya sehingga masyarakat asing juga mengenal ragam kuliner Thailand.

Indonesia, menurut Maulana, masih mempunyai banyak tugas jika ingin mengikuti jejak Thailand, Vietnam dan China, yang menjadikan kuliner sebagai salah satu cara mempromosikan pariwisata. Negara-negara itu, kata Maulana, memiliki restoran baik untuk tingkat menengah ke atas maupun menengah ke bawah.

“Jadi, bagaimana mencari jalan keluar permasalahan yang muncul apabila kita menghadirkan restoran Indonesia di negara lain. Jika ini bisa dilakukan, tentu kita baru bisa menggunakan ini sebagai bagian dari alat promosi untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia,” kata Maulana.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar