c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

21 Juni 2025

11:42 WIB

Menjabar Kembali Tantangan Mewujudkan Indonesia Pusat Fesyen Modest Dunia

Indonesia punya peluang besat untuk bisa menjadi pusat fesyen modest dunia, tapi masih ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p>Menjabar Kembali Tantangan Mewujudkan Indonesia Pusat Fesyen Modest Dunia</p>
<p>Menjabar Kembali Tantangan Mewujudkan Indonesia Pusat Fesyen Modest Dunia</p>

Sejumlah model tampil memeragakan busana pada pembukaan Indonesia International Modest Festival (IN2 MOTIONFEST) di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/10/2022). ValidnewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Indonesia punya cita-cita untuk bisa menjadi pusat fesyen modest dunia, tapi di balik itu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Dibutuhkan dukungan yang lebih dari pemerintah . 

 "Sebenarnya sudah siap, tinggal di-push lagi, pemerintah juga harus lebih masif lagi menganggarkan ke industri ini. Kita sudah siap industrinya, punya event yang terkenal di luar negeri, tinggal kebijakannya," kata Ketua Nasional Indonesia Fashion Chamber (IFC), Lenny Agustin. sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (21/6).

Menurutnya, pemerintah bisa meniru kebijakan yang diterapkan di negara lain, seperti Jepang untuk mendukung para desainer muda bersaing di kancah internasional.

Dalam hal ini, kata dia, pemerintah bisa membantu menghubungkan para perancang dengan pabrik tekstil, mempertemukan mereka dengan investor, serta memudahkan mereka membangun merek.

Lenny mengatakan, pihaknya telah mendorong para desainer busana sopan atau modest untik melakukan penyesuaian produk agar dapat menjangkau pasar global. Ttermasuk merancang produk dengan bahan, pola, dan ukuran yang sesuai dengan standar konsumen internasional.

Dia juga menekankan pentingnya para desainer memperhatikan konsistensi kualitas produk saat memasarkan busana-busana mereka ke pasar internasional.

Kalau kualitas produk fesyen mereka menurun ketika mendapat banyak pesanan, maka para pembeli di luar negeri bisa memasukkan produk mereka ke "daftar hitam" dan masalah ini bisa berdampak buruk pada citra produk fesyen Indonesia di kalangan konsumen mancanegara.

Lenny mengemukakan, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan penduduk di masing-masing daerah di Indonesia memiliki gaya busana Muslim tersendiri.

"Indonesia sangat beragam dan kreatif, beragam tiap kota busana Muslim-nya beda. Jika ditampilkan dalam satu wadah pasti beragam, kita yakin akan jadi inspirasi," katanya.

Dengan kondisi yang demikian, menurut dia, Indonesia berpeluang besar menjadi kiblat busana Muslim bagi negara-negara lain yang tidak memiliki busana Muslim khas.

Apalagi, Indonesia juga memiliki banyak perancang busana sopan dan sering mengadakan pameran busana sopan berskala besar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar