21 Mei 2025
17:39 WIB
Menilik Konsep Micro-living, Hunian Kecil Mengedepankan Fungsi
Bukan lagi hunian besar dengan lahan yang luas, kini pilihan tempat tinggal berubah ke konsep micro-living. Hunian minimalis yang mengutamakan fungsional.
Ilustrasi tempat tinggal dengan konsep micro-living. Freepik
JAKARTA - Konsep hunian masa kini telah berubah, bukan lagi rumah dengan lahan besar, tapi perlahan bergeser ke konsep minimalis. Salah satu penyebabnya adalah padatnya kehidupan di kawasan perkotaan yang membuat semakin terbatasnya lahan hunian.
Dan faktanya lagi, hunian-hunian baru justru tumbuh di daerah penyangga, di pinggiran kota-kota besar. Di kawasan itulah, perumahan-perumahan baru muncul satu per satu, dan menjadi pilihan yang paling masuk akal untuk mereka pencari rumah.
Direktur Penjualan dan Pemasaran Savyavasa, Kristien Joe seperti dilansir Antara mengatakan kondisi ini mendorong generasi urban mengadopsi pola pikir baru dalam memilih tempat tinggal. Bukan lagi rumah besar dengan halaman luas, melainkan hunian fungsional, estetis, dan minimalis.
"Fenomena ini dikenal sebagai micro-living, yakni konsep hunian yang menekankan efisiensi ruang dan gaya hidup praktis," kata Kristien.
Seiring perubahan zaman, masyarakat mulai melihat hunian bukan hanya dari luas lahan, tetapi dari seberapa besar hunian tersebut mampu menunjang mobilitas dan produktivitas penghuninya.
"Kalau dulu orang mencari hunian mewah yang besar, sekarang tren sudah bergeser. Masyarakat mulai mencari hunian minimalis atau mewah dengan tata ruang yang fungsional," kata Kristien.
Salah satu aspek penting dalam menerapkan hunian micro-living adalah pemilihan furnitur. Furnitur multifungsi yang mendukung produktivitas menjadi elemen utama. Meski jumlah perabotan terbatas, setiap elemen tetap memiliki nilai guna tinggi.
Sementara itu, Direktur Penjualan PITA Collections, Ika Kusuma Putri menyampaikan, furnitur dalam konsep ini tidak hanya mengedepankan estetika, tetapi juga fleksibilitas dan modularitas.
"Untuk furnitur, kita mengutamakan fleksibilitas, dalam arti modular, agar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia," jelas Ika.
Bagi banyak anak muda di kota besar, konsep micro-living tak sekadar solusi keterbatasan lahan, melainkan juga cerminan nilai efisiensi, keberlanjutan, dan kebebasan dalam menentukan gaya hidup. Dengan ruang secukupnya, mereka terdorong untuk hidup lebih selektif, terorganisasi, dan sadar akan kebutuhan nyata.
Meski tidak mengutamakan luas lahan, hunian micro-living tetap dapat mengusung kesan mewah.