08 Mei 2025
14:45 WIB
Mengungkap Sejarah Kapel Sistina, Lokasi Sakral Konklaf Pemilihan Paus
Nama 'Sistina' diambil dari nama Paus Sixtus IV, yang dalam bahasa Italia disebut 'Sisto'. Adapun Giovanni dei Dolci, arsitek yang dipercaya merevitalisasi kapel lama pada tahun 1473.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Kapel Sistina di Vatican. Shutterstock/Dennis MacDonald
JAKARTA - Vatikan sedang menggelar konklaf pemilihan Paus baru. Proses pemilihan ini dilakukan menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.
Sebanyak 135 kardinal dari berbagai belahan dunia akan berkumpul untuk mengikuti proses pemilihan secara tertutup di Kapel Sistina. Untuk keperluan tersebut, Kapel Sistina yang menjadi lokasi utama konklaf ditutup sementara dari kunjungan publik.
Penutupan ini membuat para wisatawan tidak bisa mengunjungi salah satu bangunan paling ikonis dan bersejarah di dunia yang biasanya dipadati jutaan pengunjung setiap tahunnya. Kapel Sistina sendiri terletak di dalam kompleks Istana Apostolik, kediaman resmi Paus di Vatikan.
Bangunan ini kerap digunakan untuk berbagai upacara kenegaraan Vatikan serta menjadi tempat digelarnya konklaf sejak 1878. Terakhir kali kapel ini menjadi saksi pemilihan paus adalah pada 2013, saat Paus Benediktus XVI mengundurkan diri dan Paus Fransiskus terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia.
Sejarah dan Arsitektur Kapel Sistina
Menurut catatan Musei Vaticani, Kapel Sistina dibangun di atas fondasi Capella Magna kapel yang lebih tua. Proses pembangunan dimulai setelah Paus Sixtus IV memerintahkan arsitek Giovanni dei Dolci untuk merevitalisasi kapel lama tersebut pada 1473. Meski sebagian bangunan lama dihancurkan, struktur dasar dan denah asimetris tetap dipertahankan. Proyek restorasi berlangsung hingga 1481.
Nama "Sistina" diambil dari nama Paus Sixtus IV, yang dalam bahasa Italia disebut "Sisto". Hasil akhir bangunan menampilkan bentuk bata persegi panjang dengan enam jendela melengkung di masing-masing sisi dinding utama, serta langit-langit berkubah seperti tong.
Dari luar, bangunan tampak polos tanpa hiasan, namun bagian dalamnya justru menyimpan pesona luar biasa berkat deretan karya seni dari para maestro Renaisans asal Firenze. Dekorasi pertama kapel dimulai pada 1481 dengan pelukis Perugino sebagai salah satu tokoh utama.
Dinding utara kapel menampilkan enam lukisan yang menggambarkan kisah kehidupan Yesus Kristus, karya para pelukis seperti Perugino, Botticelli, Pinturicchio, dan Ghirlandaio. Sementara itu, dinding selatan memuat enam lukisan lain yang mengisahkan perjalanan hidup Nabi Musa, dilukis oleh seniman-seniman ternama seperti Rosselli, Signorelli, dan Bartolomeo della Gatta.
Di antara jendela-jendela, lukisan paus-paus terdahulu menghiasi dinding. Pada bagian bawah dinding, dipasang permadani-permadani hasil desain Raphael yang menggambarkan kisah dari Injil dan Kisah Para Rasul, ditenun di Brussels antara 1515 dan 1519.
Namun, karya seni paling mencolok di Kapel Sistina adalah langit-langit dan dinding altar karya Michelangelo. Atas permintaan Paus Julius II, Michelangelo mulai mengerjakan lukisan di langit-langit pada 1508 dan menyelesaikannya empat tahun kemudian. Karya tersebut menggambarkan kisah dari Kitab Kejadian, termasuk lukisan ikonik yakni Penciptaan Adam.
Lukisan Penciptaan Adam menggambarkan momen ketika Tuhan memberikan kehidupan kepada manusia pertama. Adegan tangan Tuhan dan Adam yang hampir bersentuhan telah menjadi salah satu simbol paling terkenal dalam sejarah seni dunia sering ditiru dan dijadikan referensi visual hingga kini.
Tak heran jika Kapel Sistina disebut sebagai salah satu mahakarya seni terbesar dalam sejarah Barat. Di sinilah seni, sejarah, dan spiritualitas menyatu dalam satu ruang suci yang kini kembali menjadi pusat perhatian dunia seiring konklaf pemilihan paus yang akan datang.