c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

KULTURA

12 November 2021

14:18 WIB

Mengintip Mistis Destinasi Wisata Sejarah Gua Jepang Bandung

Di luar keeksotisannya sebagai bangunan sejarah, Gua Jepang memiliki cerita misteri yang cukup populer. Yaitu, siapapun dilarang untuk mengucapkan kata "lada" pada saat berada di area gua.

Penulis: Dwi Herlambang

Editor: Rendi Widodo

Mengintip Mistis Destinasi Wisata Sejarah Gua Jepang Bandung
Mengintip Mistis Destinasi Wisata Sejarah Gua Jepang Bandung
Gua Jepang Bandung. Dok. Ist/Citruz Grandis

JAKARTA – Bandung menyimpan segudang pilihan destinasi yang membuat siapa saja ingin selalu kembali. Pilihan mulai dari tempat hangout, wisata kuliner, wisata alam, hingga wisata sejarah pun tersedia di Kota Kembang yang dulu terkenal sejuk ini.

Letak Gua Jepang di Bandung

Berbicara soal wisata sejarah, Gua Jepang Bandung yang terletak di Taman Hutan Ir. H. DJuanda, Dago, menjadi salah satu lokasi wisata yang cukup ramai didatangi oleh wisatawan lokal. Gua yang menjadi saksi zaman penjajahan ini pertama kali dibangun pada tahun 1942 dan dijadikan sebagai benteng pengintaian Jepang.

Setelah Indonesia merdeka dan berhasil lepas dari belenggu penjajah, tempat ini diresmikan dengan nama Taman Wisata pada 23 Agustus 1965 oleh Gubernur Jawa Barat, Brigjen (Purn) Mashudi. Akan tetapi pada 14 Januari 1985, Presiden Soeharto mengubah nama Taman Wisata menjadi Taman Hutan Ir. H. Djuanda dan untuk pertama kalinya dibuka untuk umum sebagai lokasi wisata masyarakat.

Yang membuat gua ini banyak didatangi oleh masyarakat karena gua ini memiliki ukuran cukup besar dengan lorong-lorong ventilasi yang menghiasi beberapa sudut. 

Sebelum memasuki bibir gua, pohon-pohon besar yang diperkirakan sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun tumbuh subur menghiasi sekitar jalan masuk. Bahkan akar-akar pohon tersebut sampai menjulur ke bawah menutupi badan gua yang tampak sudah begitu tua.

Jika ingin menelusuri gua tersebut, wisatawan bisa meminjam senter pada pihak pengelola sebagai penerangan. Nah, meskipun gua ini adalah salah satu destinasi favorit di Bandung, tapi ternyata gua ini punya cerita misteri yang menyelimutinya.

Baca juga: Menjelajah Ke Gua Vertikal Terdalam Di Indonesia, Gua Hatusaka

Cerita Sejarah dan Mistis

Konon, lorong kedua dan ketiga Gua Jepang, dulunya adalah lokasi jebakan yang digunakan sebagai pertahanan tentara Jepang dari musuh. Pada proses pembangunan gua ini pihak Jepang banyak mempekerjakan orang Indonesia. 

Saat itu orang-orang Indonesia yang menjadi pekerja tidak diperhatikan kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh karenanya, banyak pekerja itu yang tewas selama proses pembangunan gua.

Suasana kian mencekam ketika kalian mengetahui bahwa ada 18 bunker di dalam gua yang pada saat itu dijadikan tentara Jepang lokasi untuk berbagai keperluan. Ada yang untuk ruang tawanan perang, ruang pertemuan, gudang, hingga ruang eksekusi romusha.

Di luar keeksotisannya sebagai  bangunan sejarah, gua ini memiliki cerita misteri yang cukup populer. Yaitu, siapapun dilarang untuk mengucapkan kata "lada" pada saat berada di area gua.  

Menurut cerita masyarakat, kata lada ternyata berkaitan dengan nama tokoh masyarakat yang begitu dihormati di daerah tersebut, yaitu Eyang Lada Wisesa. Konon, masyarakat yang menyebut kata lada akan mengalami kejadian mistis misalnya tiba-tiba jatuh, diperlihatkan sosok-sosok hantu dan yang paling parah adalah kerasukan di sekitar area gua.

Berdasarkan kisah tersebut, masyarakat percaya wisatawan yang seenaknya menyebutkan kata "lada" sama saja berperilaku tidak sopan dan melanggar hukum sakral. 

Selain itu, karena banyaknya kematian yang terjadi di masa lalu dalam gua ini, banyak kisah dari masyarakat yang menceritakan kejadian-kejadian mistis. Masyarakat juga sering mendengar suara tangisan perempuan yang diduga berasal dari seorang perempuan yang pada zaman dulu menjadi jugun ianfu bagi tentara jepang.

Tertarik mengintip gua yang menjadi saksi sejarah penjajahan terbalut mistis? 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar