03 Mei 2025
16:16 WIB
Menggali Keterkaitan Antara Seksualitas Dan Spiritualitas Otak Manusia
Meski berbeda, seksualitas dan spiritual memainkan peran penting dalam kehidupan. Keduanya sama-sama memengaruhi pengalaman kehidupan manusia dalam sisi biologis dan psikologis.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Ilustrasi pasangan. Freepik
JAKARTA - Seks dan spiritualitas adalah dua konsep yang sering kali tampak sangat berbeda, bahkan terpisah dalam banyak pandangan dan pemahaman manusia. Meskipun keduanya memainkan peran penting dalam kehidupan banyak orang, seks biasanya dipandang sebagai aspek fisik dan biologis, sementara spiritualitas sering kali dianggap sebagai urusan batin dan kepercayaan.
Melansir dari laman Next Big Idea, kedua hal tersebut dapat saling memengaruhi dan bahkan memiliki keterkaitan yang mendalam. Gagasan ini menjadi fokus kajian Dr. Andrew Newberg, seorang ahli saraf yang telah menghabiskan 30 tahun untuk meneliti hubungan antara otak manusia, pengalaman seksual, dan kehidupan spiritual.
Dalam bukunya yang terbaru berjudul Sex, God, and the Brain: How Sexual Pleasure Gave Birth to Religion and a Whole Lot More, Newberg mengungkapkan bagaimana seksualitas dan spiritualitas berbagi jalur sama dalam otak manusia, pada gilirannya memengaruhi pengalaman hidup kita baik dari segi biologis maupun psikologis. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah lima pembahasan utama yang mengungkap hubungan kompleks tersebut.
Seksualitas dan Spiritualitas Sejak Awal Kehidupan
Menurut Dr. Newberg, hubungan antara seksualitas dan spiritualitas dapat ditelusuri hingga ke ajaran-ajaran agama tertua. Dalam Alkitab, misalnya, Tuhan memerintahkan umat manusia untuk berkembang biak dan bertambah banyak sebelum memerintahkan mereka untuk menjalani agama.
"Sebelum Tuhan memerintahkan umat manusia untuk menjalani agama, Tuhan memerintahkan mereka untuk berkembang biak yang dilakukan melalui seksualitas," kata Dr. Newberg.
Ini menunjukkan bahwa aspek kreatif kehidupan manusia yang tercermin dalam seksualitas menjadi dasar penting dalam spiritualitas.
Otak sebagai Penghubung Seksualitas dan Spiritualitas
Dalam pandangan biologis, kedua aspek ini juga sangat terkait dalam otak. Ketika seseorang terlibat dalam aktivitas spiritual baik itu berdoa, meditasi, atau ritual keagamaan, banyak bagian otak yang teraktivasi. Begitu pula dengan pengalaman seksual.
"Sistem saraf otonom yang menghubungkan otak ke tubuh, sangat aktif dalam kedua aktivitas tersebut," jelas Dr. Newberg.
Gairah seksual dan ketenangan yang dirasakan saat berdoa atau meditasi melibatkan perubahan yang signifikan dalam sistem saraf otonom. Hal ini memungkinkan seseorang merasakan ekstasi baik dalam hubungan seksual maupun pengalaman spiritual.
Jejak Evolusi Seksualitas dan Spiritualitas
Dr. Newberg juga mencatat pentingnya ritual dalam kehidupan manusia. Baik itu ritual keagamaan maupun rutinitas sehari-hari, semua itu terkait dengan cara seseorang terhubung dengan diri sendiri dan orang lain.
Dari perspektif evolusi, banyak ritual manusia termasuk ritual spiritual mungkin berasal dari ritual perkawinan hewan yang bertujuan untuk perkembangbiakan spesies.
"Ritual perkawinan hewan menghubungkan kita dengan diri kita sendiri dan orang lain, sehingga kita dapat mengalami pengalaman yang mendalam dan menghasilkan generasi berikutnya," ungkapnya.
Meditasi Orgasme sebagai Titik Temu Seksualitas dan Spiritualitas
Untuk membuktikan hubungan antara seksualitas dan spiritualitas, Dr. Newberg merujuk pada penelitian tentang meditasi orgasme yakni praktik melibatkan dua individu dan fokus pada rangsangan seksual yang bertujuan untuk mencapai pengalaman spiritual.
"Meskipun praktik ini terkesan seksual, bagi banyak orang, ini lebih merupakan pengalaman spiritual daripada seksual," kata Dr. Newberg.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana rangsangan seksual bisa digunakan untuk memicu pengalaman spiritual yang mendalam, memperlihatkan bagaimana kedua elemen tersebut bisa saling mengisi.
Memahami Keterkaitan Antara Otak, Seksualitas, dan Spiritualitas
Di tengah semua penelitian ini, Dr. Newberg memperkenalkan konsep neuroteologi, sebuah bidang yang mempelajari hubungan antara otak dan kehidupan spiritual manusia. Neuroteologi bukan sekadar evaluasi ilmiah tentang spiritualitas, melainkan upaya untuk memahami bagaimana otak kita merespons kedalaman spiritual dan seksual.
"Neuroteologi membantu kita melihat bagaimana seksualitas dan spiritualitas saling terkait dalam konteks biologi kita, perkembangan moral kita, dan bahkan bagaimana kita merasakan keduanya dalam pengalaman sehari-hari," jelasnya.
Melalui pemikiran Dr. Andrew Newberg dan pendekatan neuroteologi yang ia kembangkan, seseorang dapat belajar bahwa seksualitas dan spiritualitas bukanlah dua kutub yang berseberangan. Keduanya justru saling terhubung secara alami dalam otak manusia dengan melibatkan emosi, sistem saraf, dan kesadaran diri.