23 Juni 2023
09:03 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Syok septik dapat terjadi kepada seseorang yang mengalami infeksi serius, terutama infeksi bakteri. Syok septik juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari prosedur medis yang invasif seperti operasi besar atau pemasangan kateter intravena sentral.
Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah seperti penderita penyakit kronis, orang tua, atau individu dengan HIV/AIDS, berisiko lebih tinggi mengalami syok septik. Penting untuk diingat bahwa syok septik adalah kondisi serius dan memerlukan perhatian medis segera.
Lantas, apa syok septik?
Dilansir dari laman Healthline, syok septik adalah komplikasi parah dari sepsis yang bisa mengancam jiwa. Sepsis sendiri merupakan respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi, sementara syok septik adalah tahap yang lebih lanjut di mana terjadi tekanan darah sangat rendah (hipotensi) yang tidak dapat diatasi oleh cairan intravena saja.
Syok septik ditandai oleh penurunan tekanan darah yang signifikan, perubahan kondisi mental seperti kebingungan atau keadaan memburuk secara keseluruhan, dan disfungsi organ yang termanifestasi sebagai kegagalan organ. Organ yang sering terpengaruh dalam syok septik meliputi jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sistem saraf.
Faktor-faktor tertentu seperti usia atau penyakit sebelumnya dapat membuat Anda berisiko lebih besar mengalami syok septik. Orang-orang yang lebih rentan terhadap sepsis biasanya bayi baru lahir, orang dewasa yang lebih tua, orang hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang tertekan karena HIV, kondisi autoimun, sirosis hati, penyakit ginjal, dan kanker.
Selanjutnya, ada juga faktor lainnya seperti pulih dari operasi atau berada di rumah sakit untuk waktu yang lama, hidup dengan diabetes, terpapar perangkat seperti kateter intravena, kateter urin, atau tabung pernapasan yang dapat memasukkan bakteri ke dalam tubuh.
Kenali gejala syok septik segera
Sangat penting untuk mengenali gejala awal dari syok septik yang meliputi demam tinggi di atas 38 derajat celcius atau suhu tubuh sangat rendah di bawah 36 derajat celsius. Lalu, mengalami detak jantung cepat denyut nadinya lebih dari 90 kali per menit. Gejala selanjutnya, frekuensi pernapasan lebih dari 20 kali per menit atau kesulitan bernapas.
Seseorang juga mengalami gejala kebingungan mental, kulit yang terasa sangat panas atau kemerahan, nyeri pada otot atau sendi yang parah, muntah, atau diare yang berat, serta urine yang berkurang. Jika Anda memiliki gejala tersebut, profesional di rumah sakit akan melakukan tes untuk menentukan seberapa jauh infeksinya.
Syok septik biasanya didiagnosis ketika ada tanda-tanda sepsis berat, bersamaan dengan tekanan darah rendah dan tanda-tanda disfungsi organ. Analisis darah dapat memberikan petunjuk tentang jenis infeksi yang mendasarinya. Kemudian, sampel darah akan diambil dan ditanamkan dalam medium kultur untuk mencari tanda-tanda pertumbuhan bakteri atau jamur. Hasil kultur darah akan membantu dalam identifikasi patogen penyebab infeksi.
Semakin dini kondisi tersebut didiagnosis dan diobati, makin kecil kemungkinan terjadinya syok septik, dan besar kemungkinan Anda untuk bertahan hidup.
Dokter menggunakan sejumlah obat untuk mengobati syok septik termasuk antibiotik intravena untuk melawan infeksi, obat vasopressor yaitu obat yang menyempitkan pembuluh darah dan membantu meningkatkan tekanan darah, insulin untuk stabilitas gula darah, kortikosteroid.
Pembedahan dapat dilakukan untuk menghilangkan sumber infeksi, seperti mengeringkan abses berisi nanah atau membuang jaringan yang terinfeksi. Namun, jika kondisi dinilai memburuk, dokter akan melakukan sinar X dada, CT scan, atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mendapatkan gambaran lebih rinci tentang organ-organ dalam tubuh dan mengidentifikasi adanya infeksi, peradangan, atau kerusakan organ.
Karena kematian yang tinggi sekitar 30%-50% dalam keadaan syok septik mencerminkan tingkat keparahan kondisi ini. Dalam kondisi syok septik, perawatan medis diperlukan segera dan intensif di rumah sakit.