04 Juni 2025
11:46 WIB
Mengenal Tren Liburan Sleep Tourism, Mau Coba?
Kini ada banyak orang yang pergi liburan hanya sekadar untuk beristirahat datau tidur, ini kenal dengan istilah sleep tourism.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Ilustrasi sleep tourism. Freepik
JAKARTA - Memasuki libur panjang Iduladha dan cuti bersama, banyak orang memanfaatkannya untuk bepergian dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih. Namun, tak sedikit pula yang justru memilih liburan untuk beristirahat total bahkan sekadar untuk tidur. Inilah yang kini dikenal dengan istilah sleep tourism.
Melansir laman Real Simple, sleep tourism atau wisata tidur adalah tren perjalanan yang berfokus pada tujuan utama untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas selama liburan. Aktivitas ini sebenarnya sudah ada sejak pandemi covid-19 melanda dunia.
Meski manfaat dan dampaknya terhadap kesehatan bisa berbeda-beda, perubahan gaya hidup ini paling nyata terlihat dari cara orang merencanakan liburan mereka. Tak heran jika sleep tourism diperkirakan akan menjadi salah satu tren perjalanan terbesar di tahun 2025.
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 36% warga Amerika tidak mendapatkan tidur yang cukup. Survei dari Gallup bahkan mengungkapkan, setengah dari populasi mengalami stres dan kesulitan tidur dua hal yang saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
Kurang tidur bisa menambah stres dan hal itu bisa membuat tidur terganggu. Tak heran jika banyak orang yang lelah secara fisik dan mental mulai menjadikan liburan sebagai upaya untuk “mengisi ulang baterai,” bukan sekadar untuk berwisata atau bersantai.
Mereka mencari pengalaman yang mampu memulihkan, termasuk tidur nyenyak yang selama ini sulit didapatkan. Tren ini kian menguat seiring naiknya minat terhadap wisata kesehatan wellness tourism.
Banyak pusat retret dan hotel mulai menambahkan aktivitas khusus untuk mendukung tidur berkualitas, seperti meditasi dan yoga, disertai suasana kamar tidur yang hening dan nyaman. Salah satunya ada di Hotel Conrad di Bali. Di mana hotel ini menawarkan SWAY Sleep Therapy, pengalaman tidur dalam hammock berbentuk kepompong yang dirancang untuk relaksasi maksimal.
Wisata Tidur bisa di Rumah Sendiri
Tentu saja, tidak semua orang bisa terbang ke Bali atau ke luar negeri demi mendapatkan tidur yang lebih nyenyak. Namun, pengalaman serupa tetap bisa diciptakan di rumah melalui sleep staycation alias liburan tidur ala rumahan.
Caranya, mulailah dengan memperlakukan kamar tidur layaknya kamar hotel mewah. Anda bisa mengganti seprai dengan bahan yang nyaman, pasang tirai anti cahaya, pilih kasur dan bantal terbaik, serta usahakan ruang tidur bebas dari suara bising.
Sisihkan beberapa hari khusus tanpa pekerjaan, misalnya saat libur panjang dan jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki pola tidur. Ciptakan suasana yang tenang dengan aktivitas relaksasi seperti yoga ringan menjelang malam, perawatan wajah ala spa, mandi aromaterapi atau meditasi sebelum tidur.
Tak perlu mencoba semuanya sekaligus, sebenarnya Anda cukup pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan. Yang terpenting, manfaatkan waktu ini untuk benar-benar lepas dari rutinitas, kembali terhubung dengan diri sendiri, dan sebisa mungkin jauh dari layar gawai agar suasana liburan terasa lebih utuh.