22 Agustus 2025
21:00 WIB
Mengenal Perokok Pasif Ketiga Dan Cara Mengurangi Risikonya
Perokok pasif bukan hanya mereka yang terpapar asap rokok secara tidak langsung, ada istilah perokok pasif ketiga. Mereka yang menghirup residu asap rokok yang menempel di pakaian hingga sofa.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Warga berjalan dengan latar depan poster informasi kawasan bebas asap rokok di permukiman padat pend uduk di Kayu Manis, Matraman, Jakarta, Rabu (22/11/2023). Antara Foto/Rifqi Raihan Firdaus
JAKARTA - Orang yang menghirup asap rokok secara langsung berisiko terpapar zat berbahaya dan mengalami dampak kesehatan yang serius. Hal yang sama juga dapat terjadi pada orang lain atau dikenal dengan perokok pasif ketiga.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan perokok pasif ketiga dan sejauh mana bahayanya bagi kesehatan?
Melansir laman Yale Medicine, thirdhand smoke atau perokok pasif ketiga yang menghirup residu berbahaya dari asap rokok yang menempel di lingkungan, meski asap telah hilang dari udara. Residu ini juga dikenal dengan istilah residual tembakau.
Akibatnya, zat kimia dari thirdhand smoke dapat membahayakan kesehatan siapa pun yang bersentuhan atau menghirupnya. Partikel residu asap rokok yang menempel bisa bereaksi dengan udara dan dapat membentuk senyawa penyebab kanker yang semakin berbahaya seiring waktu.
Zat kimia ini tidak hanya bisa terhirup, tetapi juga terserap melalui kulit. Paparan jangka panjang berpotensi merusak sel dan DNA, sekaligus meningkatkan risiko munculnya asma dan kanker.
Selain itu, asap rokok dapat menempel pada pakaian, jaket, atau aksesori perokok, bahkan menempel pada tubuh perokok pasif, sehingga zat berbahaya ini bisa terbawa ke lokasi lain, termasuk ke tempat yang sebelumnya bebas asap. Seiring aktivitas merokok yang terus berlangsung, residu ini pun dapat bertahan bertahun-tahun.
Di sini, balita hingga anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap paparan. Karena balita dan anak-anak sering melakukan aktivitas merangkak serta menyentuh berbagai permukaan.
Terlebih, beberapa waktu belakangan, rokok elektronik atau vape semakin populer. Meskipun diklaim lebih aman, faktanya cairan yang dipanaskan tetap menghasilkan uap menyerupai asap dan bisa menempel pada pakaian, furnitur, dan permukaan lain di sekitarnya.
Sama seperti asap rokok konvensional, residu nikotin dari vaping bisa tetap menempel selama beberapa hari setelah digunakan, sehingga risiko paparan bagi lingkungan sekitar tetap ada.
Untuk membersihkan residu thirdhand smoke memang tidak mudah, karena zat berbahaya ini bisa menempel di berbagai permukaan. Metode pembersihan biasa seperti mengelap dengan kain atau menggunakan filter karbon standar, hanya mampu menangkap partikel besar seperti debu kasar, rambut, atau kotoran yang terlihat, sehingga partikel halus dan residu rokok tetap tertinggal.
Untuk menguranginya, gunakan vacuum dengan filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air), yang dirancang menangkap partikel sangat kecil dengan efisiensi tinggi. Filter HEPA mampu menyaring setidaknya 99,97% partikel berukuran 0,3 mikrometer, termasuk debu, serbuk sari, asap, spora jamur, dan partikel halus lainnya.
Selain itu, permukaan rumah sebaiknya rutin dielap atau dicuci menggunakan larutan asam, seperti cuka putih, atau larutan basa. Perhatikan pula area tersembunyi, seperti bawah furnitur, dalam lemari, dan dinding yang tertutup dekorasi.
Selain itu, selimut, bantal, pakaian, serta mainan yang terkontaminasi sebaiknya dicuci beberapa kali agar residu berkurang. Begitu pula peralatan makan atau mainan plastik perlu dicuci berulang kali untuk memastikan kebersihan.