06 Mei 2025
14:28 WIB
Mengenal Operasi Bariatrik, Alternatif Atasi Obesitas Ekstrem
Salah satu cara untuk mengatasi obesitas bisa dengan melakukan bariatrik atau operasi penurunan berat badan.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Wanita bersedih mengukur lingkar perutnya. Shutterstock/Avirut S
JAKARTA - Obesitas bukan lagi sekadar masalah penampilan, melainkan kondisi medis kronis yang bisa memicu berbagai penyakit serius. Mulai dari diabetes tipe 2, penyakit jantung, sampai beberapa jenis kanker.
Di Indonesia, obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan umum yang setiap tahun prevalensinya semakin meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi obesitas pada penduduk dewasa usia di atas 18 tahun mencapai 23,4%, naik dari sebelumnya hanya 21,8% di 2018.
Salah satu cara untuk mengatasi obesitas bisa dengan melakukan bariatrik atau operasi penurunan berat badan. Diungkapkan oleh konsultan bedah digestif Eka Hospital BSD dr. Handy Wing, bariatrik merupakan serangkaian prosedur bedah yang dilakukan pada sistem pencernaan untuk membantu seseorang dengan obesitas ekstrem untuk menurunkan berat badan.
"Prosedur ini bekerja dengan membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung oleh lambung, mengurangi penyerapan kalori dan nutrisi, atau kombinasi keduanya. Bukan hanya menurunkan berat badan, tetapi bariatrik juga secara signifikan memperbaiki atau bahkan mengatasi berbagai kondisi kesehatan terkait obesitas," dr. Handy menjelaskan.
Ada beberapa jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan, semisal pengecilan lambung atau sleeve gastrectomy, prosedur di mana sebagian besar lambung diangkat dan menyisakan bentuk tabung yang lebih kecil guna membatasi jumlah makanan dan mengurangi produksi hormon ghrelin yang memicu rasa lapar.
Ada juga bypass lambung Roux-en-Y, di mana lambung dibagi menjadi kantong kecil dan langsung dihubungkan ke bagian tengah usus kecil untuk membatasi asupan makanan dan mengurangi penyerapan kalori, dan pemasangan balon lambung yakni memasukkan balon silikon ke dalam lambung melalui endoskopi guna memberikan rasa kenyang lebih cepat.
Kendati begitu, tidak semua orang dengan kelebihan berat badan merupakan kandidat yang tepat untuk operasi bariatrik. Biasanya, dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti indeks massa tubuh di atas 40, memiliki riwayat upaya penurunan berat badan tanpa hasil yang signifikan, cukup sehat untuk menjalani operasi dan pemulihan, bersedia untuk melakukan perubahan gaya hidup jangka panjang, dan memiliki pemahaman yang baik tentang prosedur bariatrik.
"Operasi bariatrik memerlukan pertimbangan yang matang. Konsultasi dengan dokter spesialis bedah bariatrik sangat penting untuk memahami prosedur, risiko, manfaat, dan persiapan yang diperlukan. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh dan membantu pasien menentukan apakah bariatrik adalah pilihan yang tepat untuk kondisi mereka," dr. Handy menambahkan.
Dengan bariatrik diharapkan bisa menjadi harapan bagi mereka yang tengah berjuang dengan obesitas ekstrem dan berbagai masalah kesehatan terkait. Namun perlu dipahami juga kalau bariatrik bukan solusi instan atasi obesitas karena memerlukan komitmen jangka panjang terhadap perubahan gaya hidup.