13 September 2025
08:18 WIB
Mengenal Job Hugging, Fenomena Gen Z Ogah Pindah Karier
Job hugging merujuk karyawan yang 'memeluk' pekerjaan mereka kuat-kuat dan tidak ingin pindah ke perusahaan lain karena tidak mau mengambil risiko. Pilihan ini punya sisi positif dan negatif.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya, Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Seorang pekerja muda memeluk berkas pekerjaannya di kantor. Sumber foto: Freepik.
JAKARTA - Belakangan ini ramai diperbincangkan di dunia maya mengenai istilah "job hugging", khususnya di kalangan Gen Z. Sebenarnya, apa itu job hugging?
Dikutip dari NewsX, job hugging merupakan istilah yang merujuk ketika karyawan 'memeluk' pekerjaan mereka kuat-kuat dan tidak ingin pindah ke perusahaan lain karena tidak mau mengambil risiko, pindah karier, atau sudah terlalu nyaman dengan pekerjaannya saat ini.
Para job huggers, atau para pelaku job hugging ini merasa pekerjaan yang mereka miliki sekarang menawarkan stabilitas yang diinginkan, kehidupan kantor dan pribadi yang ideal, sampai kenyamanan, yang mereka khawatirkan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Sering dianggap sesuatu yang buruk, sebenarnya job hugging tidak seburuk itu.
Para job huggers memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka lebih baik karena bekerja dengan peran dan perusahaan yang sama dalam jangka waktu lama. Selain itu, mereka juga dapat membangun hubungan profesional yang lebih baik dan memiliki stres terkait pekerjaan yang lebih sedikit karena memiliki finansial yang lebih terprediksi.
Namun, minusnya job hugging berdampak pada stagnansi gaji. Dikutip dari Remitly, sebuah penelitian menunjukkan karyawan yang pindah kerja memiliki gaji yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tetap bertahan dengan posisi mereka di suatu perusahaan.
Tidak pindah pekerjaan juga bisa memicu stagnansi secara profesional karena seseorang cenderung tidak memiliki tantangan, kewajiban, dan lingkungan baru. Akibat stagnansi tersebut, para job huggers pun menjadi kurang kompetitif di pasar kerja sehingga akan kesulitan mencari pekerjaan baru.
Baca juga: Dianggap Generasi Boros, Studi Ungkap Anak Muda Masih Suka Menabung
Lantas apa yang harus dilakukan? Agar terbebas dari job hugging, seseorang bisa memulai dengan memulai langkah-langkah kecil. Semisal, mulai meng-update resume dan profile di laman profesional dan lowongan pekerjaan, walaupun sedang tidak aktif mencari pekerjaan baru.
Setelah itu, buat target pengembangan karier. Contohnya, pengalaman atau kemampuan seperti apa yang ingin dimiliki. Dengan memiliki target pengembangan karier, ini membantu seseorang untuk berkembang menjadi lebih baik lagi secara profesional.
Jadi, ketika sewaktu-waktu karyawan kehilangan pekerjaannya, mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dan menjadi lebih kompetitif di pasar kerja.