c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

04 Mei 2024

11:08 WIB

Mengenal Aneurisma Aorta, Pelebaran Pembuluh Darah Yang Mematikan

Aneurisma aorta sendiri adalah pelebaran abnormal pada dinding aorta. Pelebaran tersebut paling sering terjadi bagian perut dan dada.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Mengenal Aneurisma Aorta, Pelebaran Pembuluh Darah Yang Mematikan</p>
<p>Mengenal Aneurisma Aorta, Pelebaran Pembuluh Darah Yang Mematikan</p>

Ilustrasi jalur pembuluh darah manusia. Freepik

JAKARTA - Aorta merupakan pembuluh darah utama dan terbesar dari sistem peredaran darah. Aorta memiliki fungsi sangat penting untuk mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya.

Apabila ada gangguan pada aorta, maka dapat menyebabkan permasalahan kesehatan yang cukup serius yang berujung pada kematian. Maka dari itu, mewaspadai aneurisma aorta perlu dilakukan karena penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit pembuluh darah aorta yang lumayan sering ditemui dan mematikan.

Aneurisma aorta sendiri adalah pelebaran abnormal pada dinding aorta. Pelebaran tersebut paling sering terjadi bagian perut dan dada. Pelebaran terjadi ketika dinding tebal dalam aorta tidak mampu mempertahankan bentuk aorta, maka aorta lama kelamaan akan melemah dan tidak dapat menahan tekanan darah di dalam.

Akibatnya, dinding aorta pun bisa pecah dean menyebabkan perdarahan yang berujung pada kondisi kritis hingga kematian. Kondisi aneurima ini juga umumnya berkembang secara lambat dan dapat terjadi selama bertahun-tahun. Adapun gejalanya tidak khas, alias mirip dengan penyakit lain, seperti nyeri dada, nyeri punggung, hingga sesak napas, dan menyulitkan dokter untuk menegakkan diagnosis.

"Bahkan kesalahan diagnosis penyakit ini mencapai 1 per 4 karena gejalanya yang beragam itu. Diagnosisnya sendiri bisa dilakukan dengan rontgen, USG, atau CT Scan yang menjadi gold standard untuk penyakit aorta ini," kata konsultan intervensi kardiovaskular Heartology Hospital dr. Suko Adiarto dalam diskusi media Heartology Hospital di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Maka dari itu, dr. Suko menyarankan agar masyarakat mulai mengenai faktor risiko dari aneurisma aorta. Yakni, usia produktif, pria, sindrom marfan, hipertensi, kebiasaan merokok, diabetes, hingga pernah menjalani operasi sebelumnya.

Apabila memiliki salah satu dari aneurisma aorta, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pembuluh darah aorta guna mengetahui apakah ada pelebaran atau tidak, mengingat kebanyakan kasus tidak bergejala.

Jika pelebaran aorta yang ditemukan masih berukuran kecil, maka yang bisa dilakukan adalah menjalani pemeriksaan rutin melalui ultrasonografi dan pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Namun apabila aneurisma aorta tergolong besar dan tidak bisa ditangani dengan obat, tindakan seperti minimal invasif dengan pemasangan stent graft ke dalam pembuluh darah aorta menjadi solusi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar