c

Selamat

Kamis, 13 November 2025

KULTURA

15 Oktober 2021

15:00 WIB

Mengenal Androgynous Fashion, Gaya Busana Feminin-Maskulin

Androgynous fashion sendiri merangkul semua identitas gender, sama seperti definisi fesyen secara umum yang bersifat genderless

Penulis: Chatelia Noer Cholby

Editor: Rendi Widodo

Mengenal <i>Androgynous Fashion</i>, Gaya Busana Feminin-Maskulin
Mengenal <i>Androgynous Fashion</i>, Gaya Busana Feminin-Maskulin
Ilustrasi androgynous fashion. Pixabay/Mabel Amber

JAKARTA – Beberapa dari kalian mungkin pernah melihat seseorang yang mengenakan busana maskulin pada bagian atas, tetapi bawahannya malah menampilkan kesan feminin. 

Bukan salah pakai, tetapi bisa saja mereka adalah orang-orang yang menganut gaya androgynous fashion.

Apa itu androgynous fashion?  

Dikutip dari The VOU, istilah androgynous fashion merujuk pada gaya berpakaian yang mencampurkan karakteristik antara maskulin dan feminin. Sebab itu, gaya busana ini lebih ke arah inklusif gender dan netral secara seksual.

Sejarah

Gaya busana ini sendiri sudah dikenal sejak lama. Tren busana ini pun mulai muncul pada abad ke-20. Melansir dari Bustle, gaya busana ini mulai menghangat saat wanita merasa pakaian mereka membatasi penampilan dan aktivitas sehari-hari.

Gerakan ini juga mendapatkan banyak popularitas dari para aktivis perempuan. Ketika mereka muncul dan mulai memakai pakaian laki-laki. Mereka pun mulai bersuara memperlihatkan kebebasan berpakaian.

Salah satunya adalah Luisa Capetillo, seorang aktivis wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia menjadi wanita pertama di Puerto Rico yang mengenakan jas dan dasi pria di hadapan publik.

Fesyen seperti ini pun mulai dikenal oleh publik Indonesia. Salah satunya diperkenalkan oleh seorang influencer bernama Jovi Adhiguna Hunter. Jovi kerap membagikan gaya busananya di akun media sosialnya.

Baca juga: Dampak Tersembunyi Di Balik Tren Fesyen

Setiap harinya Jovi kerap menggabungkan kesan maskulin dan feminin ke dalam busananya. Ciri khas fesyen yang digunakan, yakni kemeja, celana pendek, dan heels. Bahkan, dirinya juga tak jarang merias wajahnya dengan makeup.

Gaya Fesyen ini sendiri merangkul semua identitas gender, sama seperti definisi fesyen secara umum yang bersifat genderless

Senada dengan ungkapan Vee Lee, Founder & Chief Designer VEEA. Menurutnya, fesyen tersebut merangkul semua identitas. Sebab, tidak mengkotak-kotakan gender.

"Bukan maskulin atau feminim, tetapi keduanya yang digabungkan," ujarnya. 

Ciri Khas 

Ingin mencoba gaya androgynous fashion? Ada beberapa ciri khas yang harus diperhatikan. ditampilkan dari busana tersebut. Yuk, simak cirinya di bawah ini. 

Biasanya, fesyen androgini tampil dengan warna pakaian yang netral. Misalnya, hitam, putih, hingga nuansa abu-abu yang halus.

Kemudian, bagi para wanita dapat memakai celana yang longgar sehingga tidak memamerkan lekuk tubuh. Sebab, celana ketat akan memperlihatkan bentuk fisik sebenarnya sehingga sosok feminin pun akan terasa dominan. 

Bukan hanya celana, tetapi pakaian atasan yang digunakan juga perlu longgar. Dengan atasan seperti itu, kita dapat menekan maksimal aura feminin. 

Baca juga: Diprediksi Tetap Tren Pada 2024, Berikut Tips Fesyen Layering

Bagi tubuh pria, kita bisa memilih pakaian yang terbuat dari kain lembut. Misalnya, kain renda, sutra, satin, dan beludru.

Untuk pakaian yang digunakan, seseorang dapat memakai cardigan atau jaket besar. Kemudian, bisa juga mengenakan blouse semi-transparan yang memamerkan bentuk tubuh. 

Sementara itu, di bagian bawahnya bisa dipadukan dengan celana yang berkesan feminin seperti hot pants denim. Lalu, untuk sentuhan terakhirnya menggunakan heels dengan hak yang tidak terlalu tinggi.

Itu dia sekilas penjelasan tentang androgynous fashion dan bagaimana cara pengaplikasiannya. Tertarik?


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar