30 Januari 2023
12:12 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Stunting merupakan salah satu permasalahan yang cukup serius di Indonesia. Hal ini diingatkan melalui momentum Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari lalu yang mengangkat tema "Pentingnya Protein untuk Cegah Stunting" di tahun ini.
Stunting sendiri adalah kondisi kekurangan gizi yang terjadi pada anak di 1.000 hari pertama kehidupannya yang berlangsung cukup lama. Selain membuat anak bertumbuh pendek, kondisi ini juga memengaruhi tumbuh kembang, perkembangan otak, serta kemampuan kognitifnya.
Walaupun angka stunting di Indonesia alami penurunan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 menjadi 21,6% yang mana sebelumnya adalah 24,4% pada 2021, tetapi angka ini masih di atas batas yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni sekitar 20%.
Mengangkat protein sebagai pencegah stunting, tidak dimungkiri protein memang menjadi gizi wajib yang harus selalu ada dalam menu makan sehari-hari. Bahkan dalam anjuran gizi seimbang, 'Isi Piringku' dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, protein memiliki porsinya sendiri yakni 1/3 dari separuh isi piring.
Hal itu juga disampaikan oleh Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Ph.D, Sp.A(K).
Menurutnya telah banyak penelitian yang membuktikan kalau zat makanan seperti protein dapat membantu mencegah stunting. Penyebabnya adalah kandungan asam amino yang terdapat pada sumber protein hewani.
"Kunci menurunkan stunting adalah mengonsumsi asam amino esensial lengkap dan cukup yang bersumber dari protein hewani. Penelitian lebih jauh mengungkap bahwa pangan sumber protein hewani mengandung asam amino esensial yang lengkap dan bisa didapatkan dari susu, telur, ikan, ayam dan lainnya,” ungkap Prof. Damayanti dalam keterangannya.
Dibandingkan protein nabati, protein hewani dikatakan lebih kaya akan asam amino esensial atau asam amino penting yang tidak bisa dibentuk oleh tubuh.
Protein nabati mempunyai limiting amino acids yang menghasilkan pembentukan protein, semisal hormon pertumbuhan tetapi kurang efektif, berbeda dengan asam amino esensial yang ada pada protein hewani.
Selain itu, asam amino esensial juga memengaruhi pembentukan protein dan lemak tubuh, termasuk hormon pertumbuhan. Bukan itu saja, protein hewani bahkan mudah dicerna dan diserap oleh tubuh sehingga sangat baik untuk pencegahan stunting.
Sayangnya, konsumsi protein hewani di Indonesia masih cenderung rendah. Laporan dari Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) di 2021 pun menunjukkan konsumsi daging di Indonesia berada di bawah rata-rata dunia pada tahun 2021.
Seperti konsumsi daging ayam rata-rata 8,1 kg per kapita, sementara rata-rata dunia adalah sebesar 14,9 kg per kapita. Begitupun pada jenis daging lainnya seperti sapi, domba, dan babi, yang masih jauh di bawah rata-rata konsumsi dunia.
Maka dari itu, diharapkan melalui Hari Gizi Nasional tahun ini masyarakat mulai sadar akan pentingnya asupan protein, khususnya protein hewani guna mencegah stunting.