c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

16 Agustus 2025

13:34 WIB

Mengapa Ring Tinju Berbentuk Segi Empat?

Awalnya memang tinju dilakukan dalam arena berbentuk lingkaran, sampai evolusi olahraga ini terjadi namun arena pertandingan tetap disebur ring. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Mengapa Ring Tinju Berbentuk Segi Empat?</p>
<p>Mengapa Ring Tinju Berbentuk Segi Empat?</p>

Petinju junior sedang berlatih di sasana tinju Esalalan Boxing Camp, Kota Bekasi, Jawa Barat. ValidN ewsID/Gisesya Ranggawari

JAKARTA - World Boxing Association (WBA) merilis sebuah laporan yang mengulas tentang arena tinju yang disebut 'ring' (cincin atau lingkaran), meskipun bentuknya adalah segi empat yang dikelilingi tali pembatas.

Dalam laporannya di laman resmi asosiasi itu, WBA menjelaskan sebutan 'ring' yang telah digunakan selama berabad-abad, jauh setelah kelahiran olahraga itu. Tinju disebut lebih tua dari piramida.

Kata 'ring' itu sendiri berasal dari bahasa Inggris Kuno hring, yang berarti lingkaran, cincin, atau loop. Hal itu terdengar aneh, mengingat ring tinju yang dikenal hari ini berbentuk persegi panjang, struktur empat sisi, bukan lingkaran.

Sejarawan olahraga, seperti dilansir Antara, memaparkan bahwa versi awal tinju bermula di kerajaan kuno Abyssinia, Ethiopia modern, sekitar 6.000 hingga 7.000 tahun sebelum Masehi.

Dalam pertarungan brutal tersebut, dua pria akan duduk berhadapan, seringkali telanjang atau setengah telanjang, dan bertarung dengan tangan kosong hingga salah satu dari mereka tewas.

Berabad-abad kemudian, sarung tangan kasar atau penutup tangan kulit dengan duri tajam di jari-jari diperkenalkan. Pertandingan tersebut masih tidak memiliki batasan waktu dan berakhir hanya ketika salah satu petarung tidak dapat melanjutkan atau ketika dia dipukul hingga tewas.

Sekitar tahun 700 SM, bentuk primitif tinju telah masuk ke dalam Olimpiade Kuno, dengan cepat menjadi salah satu acara yang paling disukai penonton, tradisi yang dalam semangatnya, terus berlanjut hingga hari ini.

Awalnya Lingkaran

Lalu, mengapa disebut 'ring'? Jawabannya terletak pada evolusi perlahan olahraga ini. Pada suatu saat, petinju mulai bertarung berdiri di dalam lingkaran yang digambar di tanah, sebuah 'ring' dalam arti harfiah. Keluar dari lingkaran tersebut berarti kekalahan otomatis, sehingga nama tersebut melekat.

Tinju kemudian tenggelam dalam kegelapan di Eropa setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi pada tahun 476 M, sebagian besar karena kemunculan Kristen dan pengaruh Gereja. Baru pada awal abad ke-18 olahraga ini muncul kembali di Inggris.

Pada tahun 1743, Jack Broughton, seorang mantan petinju yang juga mengajarkan seni tinju, menyusun seperangkat aturan formal pertama. Di antaranya: para petinju akan bertanding di dalam dua lingkaran konsentris, dan keluar dari lingkaran yang lebih kecil berarti diskualifikasi langsung.

Hampir satu abad kemudian, pada tahun 1838, London Pugilistic Society memperkenalkan ring persegi pertama, yang diletakkan di atas tanah.

Sebuah catatan menarik lainnya, pertarungan hadiah uang pertama yang tercatat, di mana pemenang menerima uang tunai, terjadi pada awal abad ke-18 antara seorang tukang roti dan tukang daging yang dimenangkan tukang roti.

Asal Mula Aturan Tinju

Pada tahun 1865, aturan yang dikenal sebagai Marquess of Queensberry Rules, sebenarnya ditulis oleh pendiri, pelatih, dan jurnalis London Amateur Athletic Club, John Graham Chambers, membawa perubahan besar dalam olahraga tinju.

Chambers memperkenalkan ronde tiga menit dengan istirahat satu menit, sarung tangan menggantikan tinju telanjang, dan knockdown yang dibatasi waktu. John L. Sullivan adalah juara kelas berat terakhir yang bertarung dengan tinju telanjang, sementara James J. Corbett menjadi yang pertama memenangkan gelar dunia dengan menggunakan sarung tangan.

Diperkirakan, Chambers juga yang mengusulkan ide untuk meninggikan 'ring' sekitar tiga kaki (91 sentimeter) dari lantai, sehingga penonton dan juri dapat melihat dengan lebih jelas. Ring tersebut, masih disebut dengan nama aslinya meskipun berbentuk persegi, awalnya berukuran 24 kaki (7,3 meter) per sisi.

Saat ini, peraturan mensyaratkan total 16 tali (empat per sisi) dan dimensi antara 16 dan 23 kaki (4,9 hingga 6,9 meter), dengan ketinggian antara tiga dan empat kaki (0,9 hingga 1,22 meter) di atas tanah.

Aturan 12 Chambers, yang sering digabungkan sebagai Kode Queensberry, masih berlaku hingga hari ini, terutama ronde tiga menit dengan istirahat satu menit, dan hitungan 10 detik untuk knockdown.

Seorang petarung dinyatakan kalah jika dia tidak dapat bangun tanpa bantuan atau melanjutkan pertarungan setelah hitungan, baik karena knockdown yang bersih atau serangan bertubi-tubi yang membuatnya tidak berdaya.

"Ada banyak hal lain yang bisa diceritakan tentang kisah ini. Namun untuk saat ini, itulah cerita mengapa ring masih disebut “ring," demikian WBA.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar