13 Juni 2025
17:17 WIB
Menengok Sejarah Lewat Sederet Lukisan Karya Sudjana Kerton
KSudjana Kerton selama ini kurang mendapat perhatian dalam narasi sejarah seni rupa Indonesia, namun karya-karyanya memberikan pandangan unik soal apa yang terjadi di masa lampau.
Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha tengah menikmati sketsa karya Sudjana Kerton yang dipamerkan di Art:1 New Museum, Jalan Rajawali Selatan Raya, Gunung Sahari Utara, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025). ANTARA/Ganet
JAKARTA - Bagi Anda penikmat seni, terkhusus lukis, silakan merapat ke Art:1 New Museum, Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Sepanjang 12-26 Juni, sederet karya lukis Sudjana Kerton dipamerkan dalam "The Hidden Treasures of Sudjana Kerton".
Kurator pameran, Sadiah Boonstra mengatakan, karya Sudjana Kerton bukan sekadar kumpulan lukisan, tetapi di dalamnya terdapat catatan hidup tentang pendirian dan perkembangan sebuah bangsa.
Pesan tersebut dipresentasikan melalui mata unik dan penuh empati seorang seniman yang sekaligus adalah pengamat tajam dan juga pelaku sejarah.
"Pameran ini untuk mengangkat kembali warisan Sudjana Kerton dengan menampilkan beragam peran pentingnya sebagai seniman, sejarawan visual dan sumber inspirasi bagi generasi berikutnya," kata Sadiah, dikutip dari Antara, Jumat (13/6).
Selain pameran, akan ada diskusi yang mengulas tentang mengapa karya seniman asal Kota Bandung, Jawa Barat ini kurang mendapat perhatian di dunia seni, sekaligus mengulas relevansi karyanya dalam wacana seni masa kini.
Tjandra Kerton, putri dari Sudjana Kerton mengatakan, di tahun-tahun terakhir, ayahnya secara informal membimbing mahasiswa seni dari berbagai sekolah seni di Bandung. Belia, kata dia, mengingatkan untuk tetap setia pada diri sendiri dan identitas mereka sebagai seniman Indonesia.
"Beliau berpendapat dengan mempertahankan identitas Indonesia akan membuat karya seni memiliki integritas," katanya.
Sudjana Kerton (22 November 1922-6 April 1994) dikenal sebagai seorang seniman, ilustrator dan reporter yang sangat berdedikasi, menangkap intensitas revolusi Indonesia dengan ketepatan luar biasa.
Di Yogyakarta, ia bekerja untuk surat kabar Patriot, bersama tokoh-tokoh seperti Usmar Ismail. Sketsanya yang menggambarkan suasana perang kemerdekaan, seperti wajah-wajah lelah para pejuang dan ketegangan di meja perundingan, menjadi dokumen sejarah yang tak ternilai.
Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha berharap karya Sudjana baik berupa sketsa dan lukisan diharapkan dapat menggugah semangat generasi muda untuk berkreasi di bidang seni. Dia juga berharap, seniman-seniman muda dapat menangkap dinamika yang ada di masyarakat untuk dapat menuangkan ke dalam lukisan.
Pameran ini menjadi kesempatan untuk meninjau ulang karya-karya warisan Sudjana dan mempertimbangkan potensinya sebagai inspirasi bagi generasi seniman masa depan.
Meski kurang mendapat perhatian dalam narasi sejarah seni rupa Indonesia sebelumnya, karya Kerton menawarkan pandangan yang unik dan bernuansa tentang sejarah dan identitas Indonesia. Sekaligus menyoroti bagaimana seni rupa modern Indonesia saling terkait dengan tren global.
"Karya Kerton menyajikan narasi visual yang langka dan personal tentang revolusi Indonesia dari sudut pandang seorang seniman-reporter, serta memberikan wawasan penting tentang perjalanan dari penindasan kolonial menuju kemerdekaan nasional," katanya.
Kerton menghabiskan lebih dari 25 tahun di Eropa dan Amerika, yang mempengaruhi kehidupan dan sudut pandang seninya.
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1976, ia memulai periode yang dianggap sebagai masa paling produktif dan berpengaruh dalam kariernya, menciptakan karya yang menggabungkan teknik-teknik pengaruh Barat dengan tema-tema Indonesia.