01 November 2024
17:32 WIB
Menelisik Target MotoGP Menuju Sumber Bahan Bakar Non-Fosil Di 2027
Secara rata-rata konsumsi bensin di motor-motor MotoGP ada di 18 liter/100 km. Dengan perhitungan ini berarti 1 liter bensin hanya mampu melahap sekitar 5,5 km.
Editor: Rendi Widodo
Seri MotoGP Sepang 2023. Dok. MotoGP
JAKARTA - Salah satu aspek pertimbangan kita dalam membeli kendaraan roda dua adalah konsumsi bensinnya. Aspek bensin ini pun juga dipikirkan oleh ajang balap motor tertinggi di dunia seperti MotoGP, namun bukan soal irit atau tidaknya.
Sekadar perhitungan, mengutip Motorsport secara rata-rata konsumsi bensin di motor-motor MotoGP ada di 18 liter/100 km. Dengan perhitungan ini berarti 1 liter bensin hanya mampu melahap sekitar 5,5 km. Jauh berbeda dengan motor kita yang per liternya mampu menempuh 30 hingga 50 km.
Boros? Tentu, karena tak hanya soal kapasitas mesin yang besar hingga 1.000 cc, tetapi juga motor MotoGP adalah mesin-mesin purwarupa yang memang dibuat untuk kecepatan. Terlebih motor-motor ini dibawa ngebut sepanjang balap dengan rentang kecepatan dari 90 km/jam hingga 350 km/jam.
MotoGP pun sudah mulai menjajal sumber-sumber bahan bakar yang jauh lebih berkelanjutan untuk mengurangi jejak karbon dari keseruan pertunjukkan yang mereka sajikan.
Mengutip MotoGP.com mulai tahun 2024, semua kelas MotoGP sudah menggunakan bahan bakar yang setidaknya 40% berasal dari sumber non-fosil. Target pun semakin ambisius di mana pada semua kelas akan menggunakan bahan bakar 100% non-fosil pada tahun 2027 mendatang.
Beberapa pemain kunci di sektor energi telah bermitra dengan MotoGP untuk mengembangkan dan memasok bahan bakar berkelanjutan. Salah satu vendor terkemuka adalah Petronas, yang sudah memasok bahan bakar baru berkelanjutan untuk kelas Moto2 dan Moto3 di tahun 2024.
Perusahaan asal Malaysia ini menyuplai Primax Pro-Race M2, dengan formula 40% biofuel non-fosil.
Vendor bahan bakar terkenal lainnya seperti Castrol, Shell, dan Repsol, masing-masing bekerja dengan tim yang berbeda untuk mengembangkan dan menyediakan solusi bahan bakar berkelanjutan versi mereka.
Produksi bahan bakar berkelanjutan untuk MotoGP melibatkan metode inovatif dan ramah lingkungan, di mana bahan bakar ini dibuat di laboratorium menggunakan komponen yang bersumber dari berbagai skema, mulai dari penangkapan karbon, limbah kota hingga biomassa non-pangan.
Bahan Bakar Laboratorium
Bahan bakar ini disintesis di laboratorium menggunakan proses kimia canggih. Salah satu komponen utamanya adalah karbon dioksida yang ditangkap dari atmosfer atau proses industri.
Karbon yang ditangkap ini kemudian digabungkan dengan hidrogen, yang diproduksi untuk menciptakan hidrokarbon sintetis. Hasilnya adalah bahan bakar yang meniru sifat-sifat bensin tradisional tetapi dengan jejak karbon yang jauh lebih rendah.
Bahan Bakar Biomassa
Pendekatan lain melibatkan konversi biomassa non-pangan, seperti residu pertanian, serpihan kayu, dan limbah organik lainnya, menjadi bahan bakar.
Proses ini biasanya melibatkan metode konversi termokimia atau biokimia. Konversi termokimia mencakup teknik seperti pirolisis dan gasifikasi, di mana biomassa dipanaskan tanpa oksigen untuk menghasilkan bio-oil atau syngas, yang dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar.
Konversi biokimia, di sisi lain, menggunakan enzim dan mikroorganisme untuk memecah biomassa menjadi biofuel seperti etanol dan biodiesel.
Bahan Bakar Limbah Kota
Bahan bakar berkelanjutan juga dapat diproduksi dari limbah kota, termasuk limbah rumah tangga dan industri. Proses ini melibatkan penyortiran dan pengolahan bahan limbah untuk mengekstraksi komponen berharga yang dapat diubah menjadi bahan bakar.
Teknologi seperti pencernaan anaerob dan pabrik waste-to-energy memainkan peran penting dalam mengubah limbah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan, sehingga mengurangi limbah ke tempat pembuangan akhir dan berkontribusi pada ekonomi sirkular.
Pengembangan dan pengujian bahan bakar di lingkungan performa tinggi seperti MotoGP akan mempercepat adopsi bahan bakar berkelanjutan secara global. Di mana dengan promosi yang kuat lewat olahraga yang diminati jutaan orang, langkah-langkah transisi ke energi hijau akan lebih mudah dicapai dunia.