c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

18 April 2022

20:13 WIB

Menelisik Paru-Paru Robek Akibat Masturbasi

Paru-paru robek bukanlah hal yang serius, namun pemicunya karena masturbasi menjadi kasus paling pertama di dunia yang tercatat. Kasus ini terjadi di Swiss.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Rendi Widodo

Menelisik Paru-Paru Robek Akibat Masturbasi
Menelisik Paru-Paru Robek Akibat Masturbasi
Ilustrasi gangguan pada paru-paru. Pixabay

JAKARTA – Seorang pria berusia 20 tahun dilaporkan mengalami cedera paru-paru dan harus dirawat selama seminggu di rumah sakit, setelah dirinya melakukan masturbasi. 

Dikutip dari Gizmodo, kasus tersebut terjadi di Swiss berdasarkan laporan yang diterbitkan dalam Radiology Case Reports edisi Mei 2022.

Berdasarkan laporan tersebut, pria yang tidak disebutkan namanya itu dibawa ke ruang gawat darurat dengan keluhan nyeri dada yang menusuk dan kesulitan bernapas. 

Dengan kondisi wajah yang membengkak, dan sampai terdengar suara retakan setiap dirinya menarik dan mengeluarkan napas.

Gejala-gejala tersebut diakui mulai terjadi ketika dirinya "berbaring di tempat tidur melakukan masturbasi". Sehingga membuat dokter terpaksa melakukan pemindaian lebih lanjut secara intensif, yang hasilnya menemukan bahwa di pria memiliki sesuatu yang disebut pneumomediastinum.
 
Dalam dunia kedokteran, pneumomediastinum merupakan suatu kondisi di mana udara yang bersirkulasi melalui sistem pernapasan, entah bagaimana akhirnya keluar ke ruang di antara dada dan dua paru-paru (mediastinum).

Pneumomediastinum dapat disebabkan oleh trauma fisik pada paru-paru atau kerongkongan. Juga bisa muncul secara spontan ketika terjadi peningkatan tekanan secara tiba-tiba di dalam rongga dada yang menyebabkan robekan pada membran paru-paru tertentu (yang memungkinkan udara keluar).

Jenis cedera ini memang mungkin terjadi pada pria muda, dengan pemicu seperti serangan asma akut, olahraga berat, atau muntah hebat. 

Namun, dalam kasus ini, pria 20 tahun itu sama sekali tidak memiliki riwayat asma akut, dan menyangkal adanya faktor risiko lain yang diketahui. Jadi dalam pandangan dokter, masturbasi adalah satu-satunya pemicu sang pria dengan tinggi 175 cm dan berat 60 kg itu mengalami pneumomediastinum.

Secara medis, kasus pneumomediastinum spontan biasanya bukan sesuatu yang benar-benar serius, dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi dalam kasus ini, akibat masturbasi yang dilakukan membuat si pria membutuhkan oksigen dosis tinggi dan terpaksa ditempatkan di unit perawatan intensif untuk observasi selama semalam. 

Sebagai sesuatu yang belum pernah ditemukan sebelumnya di dunia medis, dalam laporan tersebut dokter mengatakan bahwa kasus pneumomediastinum akibat masturbasi ini merupakan yang pertama dalam sejarah literasi kedokteran.
 
"Karena tidak ada literatur tentang pneumomediastinum spontan yang terkait dengan pengalaman autoerotik (merangsang diri sendiri, seperti masturbasi), kami menganggap kasus kami ini sebagai presentasi yang tidak biasa dari entitas ini," tertulis dalam laporan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar