c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

20 Agustus 2022

09:49 WIB

Menelaah Efektivitas Radioterapi Lawan Tumor Dan Kanker

Investasi di penyempurnaan teknologi radioterapi bahkan dianggap sangat vital di beberapa negara maju, karena angka kesembuhan yang ditopang terapi ini cukup tinggi.

Penulis: Tristania Dyah Astuti

Editor: Rendi Widodo

Menelaah Efektivitas Radioterapi Lawan Tumor Dan Kanker
Menelaah Efektivitas Radioterapi Lawan Tumor Dan Kanker
Alat radioterapi untuk pasien tumor dan kanker. Pixabay

JAKARTA - Tumor dan kanker akan selalu menjadi ancaman bagi kesehatan manusia, seiring dengan itu perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran juga terus menyempurnakan solusi agar angka kesembuhan akibat penyakit ini dapat ditingkatkan.

Saat ini, metode pengobatan atau terapi untuk tumor dan kanker cukup beragam, disesuaikan dengan kebutuhan pasien. 

Paling umum adalah pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Akan tetapi, radioterapi disebut mampu menurunkan angka kekambuhan dan meningkatkan angka kesintasan hidup pada penderita tumor dan kanker.

Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Ericko Ekaputra menjelaskan radioterapi adalah proses pemusnahan sel-sel tumor dan kanker dengan menggunakan sinar radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. 

Radioterapi merupakan treatment regional artinya hanya menyasar area spesifik yang dihinggapi tumor atau kanker.

“Radioterapi adalah treatment regional, jadi yang kita target adalah tumor, bekas tumor, dan regionalnya atau area di sekitar tumor yang menurut kita ada kemungkinan untuk penyebaran tumor, Jadi, untuk efek sampingnya juga lokal,” kata Ericko, seperti dikutip dalam laman UGM.ac.id, Jumat (19/8).

Radioterapi umumnya lebih banyak dipilih sebagai pengobatan kasus-kasus tumor, terutama tumor ganas dan juga kanker karena dinilai paling efektif. 

Dalam terapi radiasi, alat ini menciptakan sinar pengion yaitu sinar yang bisa mengubah struktur molekul dengan energi yang sangat tinggi.

Ericko mengatakan, energi sinar pengion 2.000 kali lipat lebih kuat jika dibandingkan dengan energi x-ray dari rontgen thorax atau CT scan. Dengan energi yang besar ini, radiasi pengion dapat memutus rantai DNA baik DNA tumor maupun DNA normal.

“Pada sel-sel tumor, DNA nya lebih mudah dilakukan pemotongan dengan sinar. Selain itu, sinar juga akan menciptakan radikal bebas di sekitar inti sel,” ujar Ericko.

“Apabila ada sinar yang ditembakkan, ketika dia bertemu air dan oksigen, dia akan membentuk radikal bebas. Nah, radikal bebas inilah yang akan membantu kita untuk membantu mematikan sel kanker,” sambungnya.

Kendati demikian, menurut Ericko, bukan berarti seluruh tumor bisa di treatment dengan radioterapi karena masih bisa berpegang erat dengan evidende based medicine (bukti-bukti medis), tumor mana saja yang radiosensitif dan tumor mana saja yang radioresisten.

Ericko memaparkan proses radioterapi diawali dengan pasien yang berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi radiasi untuk melakukan indikasi medis, apakah jenis kanker atau tumor yang di derita bisa mendapatkan radioterapi atau tidak. Apabila terdapat indikasi radiasi, dokter akan meneruskan untuk melakukan CT simulator.

“Jadi, kita akan planning bagaimana radiasinya, mana bagian yang akan kita targeting. Setelah targetnya bagus, setelah hitam di atas putih pasien dikatakan aman dari radiasi, maka radiasi bisa berjalan,” papar Ericko.

Dikutip dari targetingcancer.com Sebagai salah satu terapi yang paling efektif, radioterapi menyumbangkan setidaknya 40% kesembuhan kanker di seluruh dunia. Dibandingkan dengan terapi lain pun, radioterapi cenderung lebih efisien di soal biaya.

Investasi di penyempurnaan teknologi radioterapi bahkan dianggap sangat vital di beberapa negara maju, karena angka kesembuhan yang ditopangnya tinggi dan elemen cost-effective memberikan perbedaan besar dengan jenis perawatan lainnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar