11 Juli 2025
14:27 WIB
Mendorong Pertukaran Budaya Indonesia-Prancis Lewat Dunia Mode
Residency Program adalah sebuah program residensi untuk desainer muda Prancis yang dirancang untuk menciptakan pertemuan langsung antara kreativitas Prancis dan kekayaan budaya Indonesia.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Konferensi pers Pintu Incubator di Jakarta. Dok: Gemma F Purbaya.
JAKARTA - Pintu Incubator kembali meggelar program untuk pertukaran budaya Indonesia dengan Prancis. Lewat Residency Program, platform kerja sama bilateral ini membuka kesempatan bagi para desainer dan kreator dari kedua negara untuk saling bertemu dan berkolaborasi.
Memasuki tahun keempat pelaksanaannya, Pintu Incubator semakin menunjukkan perannya sebagai program bilateral strategis yang mendukung kreator muda dari dua negara, Indonesia dan Prancis. Platform ini memperkenalkan program terbarunya "Residency Program".
Residency Program adalah sebuah program residensi untuk desainer muda Prancis yang dirancang untuk menciptakan pertemuan langsung antara kreativitas Prancis dan kekayaan budaya Indonesia. Selama tiga bulan, peserta akan tinggal dan berkarya di dua wilayah Indonesia, mempelajari teknik batik di Jawa dan mengeksplorasi tenun tradisional di wilayah timur Indonesia.
Dua desainer muda Prancis yang terpilih adalah Kozue Sullerot dan Priscille Berthaud. Keduanya magang di LAKON Indonesia, berkolaborasi menciptakan koleksi lintas budaya yang nantinya akan dipresentasikan di Laon Store dan ajang bergengsi Premiere Classe Paris.
"Residency Program ini adalah langkah nyata kami untuk memperdalam kolaborasi lintas budaya. Melalui program ini, mereka langsung bekerja dengan para artisan dan melakukan proses kreatif bersama. Mereka bukan hanya mendapat pelatihan teknis, tetapi juga mendapatkan pengalaman profesional dan personal," kata Co-initiator Pintu Incubator Thresia Mareta dalam konferensi pers Pintu Incubator di Jakarta, Kamis (10/7).
Sejak diluncurkan pada 2022, Pintu Incubator telah menjadi wadah pengembangan bagi desainer muda melalui proses kurasi, mentoring professional, pertukaran budaya, pengalaman profesional, sampai eksposur global. Program ini menghubungkan para desainer muda dengan para ahli, institusi, dan ekosistem kreatif dari dua negara.
Dalam tiga tahun penyelenggaraannya, Pintu Incubator telah menjaring lebih dari 10ribu brand yang tertarik, memilih 51 peserta terinkubasi, dan melibatkan 86 mentor ahli yang 33 orangnya dari Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron pun mengapresiasi program ini saat berbicara di Candi Borobudur, Magelang belum lama ini.
"Saat Presiden Macron menyebut langsung program Pintu dalam pidatonya di Candi Borobudur pada Mei lalu, saya menyadari bahwa itu bukan hanya pengakuan atas program kami, tetapi juga simbol kuat bahwa budaya, pendidikan, dan kreativitas bisa menyatukan dua bangsa berbeda," lanjut Thresia.
Pada kesempatan yang sama, Pintu Incubator turut mengumumkan enam brand yang akan tampil di JF3 Fashion Festival 2025 akhir Juli mendatang, yaitu CLV, Dya Sejiwa, Lil Public, Nona Rona, Rizkya Batik, dan Denim It Up. Sebagai hasil dari proses inkubasi selama enam bulan, brand-brand ini akan mempresentasikan koleksi mereka dalam pagelaran kolaboratif "Echoes of the Future by Pintu Incubator featuring Ecole Duperre".