c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

17 November 2025

16:58 WIB

Mendengar Nusantara Beat, Pesona Musik Indonesia Dalam Gaya Psikedelik

Nusantara Beat digawangi para musisi keturunan Indonesia di Amsterdam, Belanda. Mereka debut dengan album self titled yang memperdengarkan eksplorasi musik Indonesia dalam warna psikedelik.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Mendengar <em>Nusantara Beat</em>, Pesona Musik Indonesia Dalam Gaya Psikedelik</p>
<p>Mendengar <em>Nusantara Beat</em>, Pesona Musik Indonesia Dalam Gaya Psikedelik</p>

Grup musik Nusantara Beat. Dok: demajors.

JAKARTA - Jiwa musik Nusantara ternyata hidup di Belanda sana, lewat sentuhan para musisi berdarah Indonesia di Amsterdam. Lewat formasi band Nusantara Beat, mereka memperkenalkan pesona suara berikut imaji tentang Nusantara lewat album self-tittled yang diluncurkan belum lama ini.

Bekerja sama dengan label rekaman demajors, untuk wilayah Asia Tenggara, Nusantara Beat hadir menyapa pecinta musik di Indonesia. Lagu-lagu mereka terdengar istimewa dan berbeda di tengah arus musik pop dari industri arus utama.

Mereka memperkenalkan 11 lagu orisinal yang merefleksikan perjalanan mendalam ke akar budaya Indonesia yang kaya. Nusantara Beat dengan mahir memadukan melodi folk yang memikat, pop masa lalu, groove psikedelik yang menggoda, serta tekstur sonik kontemporer yang segar.

"Nusantara berarti seluruh kepulauan Indonesia. Sebuah kata kuno yang berasal dari masa ketika para Raja berusaha menyatukan seluruh kerajaan kepulauan. Saat ini, nusantara tetap berarti persatuan, keberagaman budaya yang bersatu dalam satu identitas. Jadi, ketika kami menyebut Nusantara Beat, hal itu bermakna irama dan musik dari seluruh kepulauan Indonesia yang dipadukan menjadi satu suara," ungkap Megan De Klerk selaku vokalis melalui siaran pers, dikutip Senin (17/11).

Nusantara Beat berisi personel yang semuanya memiliki garis keturunan Indonesia, meskipun berpaspor Belanda. Megan De Klerk (vokal), Jordy Sanger (gitar), Rouzy Portier (gitar/kibor), Michael Joshua Yonata (bas), Sonny Groeneveld (drum), dan Gino Groeneveld (perkusi).

Nusantara Beat muncul dari kancah musik kota Amsterdam yang dinamis, dengan anggota yang sebelumnya tampil dalam grup musik seperti EUT, Jungle By Night, dan Altin Gun. Namun, keinginan untuk menjelajahi bebunyian Indonesia kemudian hadir dan menjadi pengikat utama mereka.

“Band ini terbentuk dari kecintaan kami terhadap akar Indonesia dan rasa ingin tahu untuk menggali lebih dalam melalui musik," ujar Gino.

Nusantara Beat tampil pertama kali di panggung Amsterdam pada musim panas 2022. Tak lama setelahnya, mereka merilis tiga trek yang mendapat pujian, masing-masing menginterpretasikan lagu-lagu klasik Indonesia dari abad ke-20.

Di antaranya, "Djanger" (2023), lagu yang menggambarkan gerak penari Bali, dan "Kota Bandung" (2023), lagu klasik yang melukiskan keindahan ibu kota Jawa Barat. Serta "Mang Becak" (2024), yang bercerita tentang percakapan antara seorang wanita dan pengemudi becak dalam bahasa Sunda.

Dua dari tiga nomor tersebut menjadi tribut yang tulus terhadap musik Pop Sunda, genre pop Indonesia yang berakar dari pengaruh musik tradisional Sunda, berpadu dengan unsur psikedelik, musik selancar dan funk tahun ’60-’70-an.

Pada 2024, band ini pun berkesempatan tampil di panggung Synchronize Festival yang digerakkan demajors.

Baca juga: Synchronize Fest 2024 Soroti Jejak Musik Indonesia Di Mancanegara

Kini dengan album debut mereka, Nusantara Beat seolah merevitalisasi musik Indonesia menjadi sesuatu yang terdengar kompleks, namun asik di kuping. Lagu-lagu dalam album ini banyak mengakar ke khazanah Pop Sunda, dengan sentuhan modern melalui teknik produksi yang bersih, synthesizer kontemporer, dan groove yang dalam.

Lagu-lagu dalam album ini yaitu "Ke Masa Lalu", "Kalangkang", "Di Pantai", "Bunga Mekar", "Ular Ular", "Kupu Kupu", "Gapura", "Hilang Kendali", "Tamat", "Bakar", "Cinta Itu Menyakitkan".

Label musik demajors yang diwakili David Tarigan, menyatakan album Nusantara Beat sebagai salah satu rilisan terpenting, merujuk pada kesamaan visi dan semangat kolektif mereka dengan Nusantara Beat, yaitu merawat dan merayakan identitas lokal Indonesia dalam kancah musik global.

"Menarik sekali melihat perkembangan narasi Indonesia dalam kancah musik populer internasional. Kami berharap Nusantara Beat membawanya ke penerimaan yang lebih luas, di dunia maupun Indonesia, lewat album perdananya yang memukau ini," jelas David.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar