13 Mei 2025
20:51 WIB
Mencabut Bulu Kemaluan Berujung Sepsis, Ini Penjelasannya
Infeksi serius seperti selulitis dan sepsis bisa terjadi ketika bakteri berhasil menembus lapisan kulit atau masuk ke aliran darah.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Ilustrasi seseorang memegang alat cukur manual. Unsplash
JAKARTA - Siapa sangka, tindakan sepele seperti mencabut bulu kemaluan bisa berujung pada kondisi medis yang sangat serius. Itulah yang dialami seorang pria asal Amerika Serikat, kisahnya beberapa waktu lalu viral dan menjadi perbincangan di media sosial.
Awalnya, pria tersebut hendak mencabut rambut yang tumbuh ke dalam atau ingrown hair. Tak disangka, tindakan itu membuka jalan bagi bakteri langka masuk ke tubuhnya.
Infeksi pun menyebar cepat ke aliran darah, menyebabkan organ-organ vitalnya mulai mengalami kegagalan fungsi. Saat tiba di rumah sakit, kondisinya makin memburuk karena juga mengalami flu dan pneumonia ganda.
Dalam waktu singkat, tubuhnya mengalami septic shock, komplikasi berat dari sepsis, yaitu reaksi ekstrem sistem imun terhadap infeksi. Alih-alih melindungi tubuh, sistem imun justru berbalik menyerang, memicu peradangan luas yang bisa berujung pada kegagalan organ dan kematian.
Melansir laman Everyday Health, Spencer Hawkins, spesialis kulit dari Advanced Dermatology and Cosmetic Surgery, menjelaskan bahwa infeksi serius seperti selulitis dan sepsis bisa terjadi ketika bakteri berhasil menembus lapisan kulit atau masuk ke aliran darah. Risiko ini semakin tinggi pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi medis tertentu.
Tak hanya dari rambut tumbuh ke dalam, risiko infeksi juga bisa muncul dari alat-alat seperti pinset atau tangan yang tidak steril saat mencabut rambut.
Menurut James Pathoulas, dokter residen dermatologi di Stanford Medicine, tubuh bisa menganggap rambut yang tumbuh ke dalam sebagai benda asing. Hal ini memicu peradangan dan kerusakan jaringan di sekitar kulit yang kemudian menjadi celah empuk bagi bakteri untuk masuk.
Infeksi akibat rambut tumbuh ke dalam biasanya ditandai dengan benjolan kecil seperti jerawat yang berisi nanah, bengkak, kemerahan, dan nyeri saat disentuh. Area tersebut juga bisa terasa hangat, tanda adanya peradangan aktif.
Untuk kasus ringan, perawatan di rumah bisa dimulai dengan eksfoliasi lembut menggunakan air hangat dan waslap bersih. Gerakan memutar secara perlahan dapat membantu mengangkat sel kulit mati yang menyumbat dan membebaskan rambut yang terjebak.
Jika ujung rambut terlihat, jarum steril bisa digunakan secara hati-hati untuk mengangkatnya. Namun, penting diingat jangan paksa jika rambut belum terlihat jelas. Biasanya, rambut tumbuh ke dalam akan sembuh sendiri dalam waktu 1–2 minggu.
Jika muncul tanda-tanda infeksi seperti nanah, perubahan warna kulit, nyeri hebat, atau bahkan demam, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dalam beberapa kasus, antibiotik akan diberikan untuk mencegah penyebaran infeksi.
Tips Mencukur Bulu Kemaluan dengan Benar
Agar kejadian seperti ini tidak terulang, Hawkins menyarankan untuk selalu menerapkan teknik mencukur yang aman. Cukur searah tumbuhnya rambut dengan pisau yang bersih dan tajam, gunakan krim atau gel cukur, dan jangan lupa untuk rutin eksfoliasi serta menjaga kelembapan kulit.
Ia juga menganjurkan menghindari pakaian dalam yang terlalu ketat, karena bisa memicu iritasi dan memperburuk kondisi kulit. Bagi yang sering mengalami masalah rambut tumbuh ke dalam, metode penghilangan rambut permanen seperti laser hair removal bisa jadi alternatif yang lebih aman.
Selain itu, penggunaan sabun antibakteri seperti benzoyl peroxide atau larutan hypochlorous acid juga bisa membantu menekan jumlah bakteri di permukaan kulit. Jika rambut tumbuh ke dalam terjadi berulang atau menyebabkan infeksi berat, jangan anggap remeh.
Segera temui dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ingat, langkah kecil yang keliru bisa berdampak besar bagi kesehatan Anda.