05 Januari 2022
18:57 WIB
Penulis: Dwi Herlambang
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA – Memiliki 34 Provinsi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki ragam kekayaan kebudayaan dengan berbagai latar belakang unik.
Salah satu budaya kesenian itu adalah tari topeng menor yang berasal Cirebon Jawa Barat. Kesenian ini berkembang di Desa Jati, Cipunagara, Subang, Jawa Barat, pada tahun 1969, agar memberikan nuansa berbeda dari tari topeng Cirebon.
Penamaan kesenian ini diambil dari seseorang penari topeng perempuan yang memiliki paras cantik, bersuara merdu, genit dan pandai menari yaitu Erna Carini (59). Carini sendiri merupakan seorang penari multitalenta dari perkawinan Sutawijaya, yang merupakan seorang dalang wayang kulit dan dalang topeng, Sani.
Keistimewaan Carini dalam menari memang sudah ada sejak kecil. Ia memiliki keahlian menari untuk beberapa karakter dengan sangat luwes mulai dari karakter Satria yang bergaya lemah lembut maupun bergaya layaknya Rahwana atau buta yang memiliki koreografi gagah dan galak.
Dengan segala keistimewaannya pada saat Carini mentas, masyarakat selalu memanggil Carini dengan sebutan Si Menor dan pada akhirnya kata-kata tersebut menjadi ciri khas dalam setiap pertunjukan yang ia mainkan.
Mengutip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, tari topeng Cirebon yang berada di Cipunagara pada mulanya berasal dari dua daerah pusat persebaran topeng, yaitu Cirebon dan Indramayu.
Menurut penuturan Carini (Menor), pada awalnya ia diminta oleh Aki Resa dan Juragan Demang untuk tampil di Cimerta dengan imbalan rumah di daerah Pagaden Subang. Sebagai pimpinan rombongan topeng, ia akhirnya pun sering dipanggil untuk nopeng oleh Juragan Demang di daerah Sindangkasih. Kemudian Menor menetap di daerah tersebut.
Carini pun mentas dari panggung ke panggung lainnya dan seiring berjalannya waktu masyarakat mengenal tari topeng menor.
Pada dasarnya tari topeng menor sendiri hampir sama dengan tari topeng Cirebon. Para penari menggunakan topeng berwarna putih dengan hiasan melingkar di atas dahi dan hiasan di pipi. Jika dilihat topeng tersebut membentuk siluet seseorang yang sedang tertawa dan ceria karena memang fungsingnya untuk menghibur masyarakat.
Beberapa jenis tari topeng menor yang biasa dibawakan adalah topeng Pamindo Samba Putih, Pamindo Samba Abang, Tumenggung, Klana, Klana Udeng, dan Rumyang.
Di Subang, tari topeng menor biasa dibawakan pada saat hajatan masyarakat. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tarian ini hanya dibawakan pada saat acara-acara tertentu seperti festival kesenian dan acara ulang tahun pemerintah Kota Subang.